SIBOLGA – Harga cabai di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga, terus mengalami penurunan sejak penghujung tahun 2016 lalu. Bahkan saat ini harga cabai mencapai Rp50 ribu per kg. Salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Pandan, Boru Panggabean mengatakan, harga capai di dua daerah tersebut sempat menyentuh Rp100 ribu per kg, namun sejak akhir Desember justru menunjukan penurunan. 

"Enggak drastis, misalnya turun Rp75 ribu, lalu Rp60 ribu, terus Rp50 ribu, lalu naik lagi di kisaran yang sama, kemudian turun lagi sampai saat ini yang harganya masih dikisaran Rp35 sampai Rp50 ribu,” ungkapnya.

Meski berfluktuasi, dalam sebulan terakhir ia pernah menjual cabai dengan harga hanya Rp35 ribu per kilogram. “Naik turun memang. Ya, saya pernah jual hanya Rp35 ribu sekilo, terus naik turun, pernah juga Rp40 ribu, Rp45 ribu selama sebulan terakhir,” katanya.

Hal senada disampaikan pedagang cabai di Pasar Tradisional Sibuluan. Menurut Masniari Tambunan, harga cabai, khususnya cabai merah selama sebulan terakhir selalu berfluktuasi, namun akhir-akhir ini kembali menurun dari pada minggu lalu.

“Sekarang harganya masih Rp45 ribu sekilo, padahal pada pertengahan Desember lalu pernah Rp100 ribu per kilo. Kalau di Jawa saya dengar dari televisi saat ini harga cabai merah sudah menyentuh angka Rp200 ribu per kilogram, sangat luar biasa. Di sini masih cukup normal, mudah-mudahan tidak sampai segitu,” jelasnya.

Terkait penjualan, Masniari juga mengakui bahwa penjualannya pun masih normal, tidak naik maupun turun secara signifikan.

”Kalau penjualan saya di sini yang hanya mangkal setiap hari onan atau hanya 2 kali seminggu, masih normal pada kisaran 20 sampai 30 an kilogram per hari. Belum ada kenaikan atau penurunan yang signifikan. Dan, saya lihat, lonjakan harga cabai merah di Jawa maupun kota-kota besar lainnya hingga sekarang belum berpengaruh terhadap pasar di sini,” tuturnya.

Terpisah, Endang, warga Sibolga menuturkan hal senada. Harga komoditas tersebut tidak mengalami kenaikan signifikan sejak awal tahunn 2017 lalu.

“Akhir tahun kemarin memang pernah sampai Rp75 ribu sekilo, tapi belakangan terus turun, tadi saya beli sudah Rp45 ribu sekilo. Ya, itu pun beli eceran di warung-warung,” tandasnya.