JAKARTA - Pergelaran SEA Games 2017 di Malaysia jangan dijadikan tolok ukur kesiapan Indonesia untuk meraih sukses prestasi pada Asian Games 2018. Pasalnya, persaingan pada SEA Games 2017 tidak mencerminkan peta kekuatan yang murni sebagai ukuran kemajuan prestasi negara-negara Asia Tenggara.

"SEA Games sejak perubahan SEA Games charter tahun 2010 lalu tidak lagi murni sebagai ajang untuk mengukur kemajuan prestasi olahraga di Asia Tenggara. Terlalu banyak memberikan keuntungan kepada tuan rumah untuk menentukan cabang olahraga dan nomor-nomor yang dipertandingkan. Demikian juga pada SEA Games 2017 nanti sehingga tidak tepat bila dijadikan tolok ukur kesiapan Indonesia menuju Asian Games 2018," kata Wakil I Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno di Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Suwarno yang Mayjen TNI (Purn) itu, mengatakan,  SEA Games 2017 bisa saja dijadikan salah satu batu loncatan bagi cabang olahraga (cabor) nanti dipertandingkan di Asian Games 2018. Ini pun dipersempit lagi pada nomor-nomor yang dipertandingkan untuk Asian Games 2018. Jadi hanya untuk jembatan saja ke Asian Games 2018 bagi cabor yang kebetulan sama dipertandingan di SEA Games 2017.

Sejak tahun 2010, SEA Games sudah berubah visi dan misinya setelah perubahan Chapter SEA Games dilakukan atas inisiatif Indonesia. Jika ingin menjadikan SEA Games sebagai tolok ukur kemajuan prestasi olahraga di Asia Tenggara maka perlu dilakukan lagi perbubahan pada chapter pesta olahraga antarbangsa Asia Tenggara itu.

"Bisa saja dilakukan perubahan. Ini menjadi tugas dari Komite Olimpiade Indonesia. Ini demi kemurnian prestasi SEA Games. Tapi apakah KOI mau atau tidak," kata Suwarno.

Dia mengusulkan agar SEA Games mengacu pada Asian Games atau bahkan olimpiade. Cabor dan nomor yang dipertandingkan sesuai dengan apa yang dipertandingkan pada Asian Games. Bila ini bisa diterapkan maka SEA Games bisa dijadikan tolok ukur bagi negara-negara pesertanya untuk menghadapi Asian Games.

Namun Suwarno menolak menjawab soal target yang layak untuk kontingen Indonesia pada SEA Games 2017 nanti. Ini karena KONI Pusat sekarang tidak dilibatkan dalam persiapan ke pesta olahraga itu.

Saya tidak bisa memprediksi. Selain karena tidak terlibat juga harus dianlisis kondisi per atlet. Juga perlu ada Sport Intelligence untuk mengetahui kekuatan lawan," ujarnya. ***