JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan aksi bullying dan kekerasan yang menimpa Amirullah Adityas Putra (18) pelakar Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Cilincing, Jakarta Utara. Diduga Amirullah bahkan tewas dianiaya seniornya.

"Benar, diperkirakan waktu kejadiannya semalam, Selasa 10 Januari sekitar pukul 22.30 WIB," katanya saat dikonfirmasi GoNews.co di Jakarta, Rabu (11/1/2017).

Dirinya menjelaskan, korban yang ambruk setelah menerima sejumlah pukulan dari seniornya lantas di bawa ke petugas medis. Korban baru mendapatkan penanganan medis sekitar pukul 00.15 hingga 01.45 WIB dini hari tadi. Namun nahas, nyawanya tak tertolong lagi.

Melihat kondisi korban tak bernyawa, petugas medis bersama sejumlah saksi lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cilincing, Jakarta Utara sekitar pukul 02.00 WIB. Sesaat kemudian, polisi mengamankan empat terduga pelaku yang merupakan taruna tingkat dua berinisial SM (19), WH (20), I (21), dan AR (19).

"Jenazah korban saat ini sudah dibawa ke RS Polri untuk keperluan autopsi. Kasus ini masih didalami Polsek Cilincing dibantu Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara," pungkas Argo.

Diberitakan sebelumnya, Seorang taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Jakarta Utara, ditemukan tewas setelah dianiaya seniornya.

Sebelumnya, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, Kompol Sungkono mengatakan Amirullo Adityas Putra, 18 tahun, meninggal setelah dianiaya oleh empat orang seniornya didalam asrama.

Pelaku menganiaya korban dengan cara memukul perut, dada, dan ulu hati mengunakan tangan kosong," ujar Sungkono di Polres Jakarta Utara, Rabu(11/1/2017).

Amirulloh diketahui meninggal pada Selasa malam sekitar pukul 22.30 WIB di dalam asrama. Amirullo meninggal dipukuli oleh empat terduga pelaku ,yakni Sisko Mataheru (19), Willy Hasiholan (20), Iswanto (21), dan Akbar Ramadhan (19).

Kasus ini berawal dari Sisko berencana mem-bully Amirullo setelah latihan drum band. Sekitar pukul 22.00 WIB, empat terduga pelaku memanggil enam siswa tingkat pertama, termasuk korban. Mereka diminta berkumpul di Lantai 2 kamar M-205, Gedung Dormitory Ring 4.

Para senior ini kemudian memukuli siswa itu satu per-satu. Empat pelaku memukul enam siswa itu bergantian di bagian perut, dada, dan ulu hati. Kemudian korban Amirulloh dipukuli beberapa kali.

Pada pukulan terakhir yang dilakukan oleh pelaku Willy, tiba-tiba korban ambruk ke dada pelaku, ujar Sungkono.

Saat ini pihak kepolisian sudah memeriksa keempat pelaku dan para saksi. Ternyata kejadian ini sudah pernah terjadi di sekolah tersebut. Sungkono mengatakan kejadian yang sama juga pernah terjadi pada tahun 2012 dan 2013 ***