PEKANBARU- Kondisi ekonomi saat ini memang berpengaruh keberbagai sektor termasuk perkebunan dan migas. Tak terkecuali yang terjadi di Provinsi Riau. Melemahnya ekonomi di sektor perkebunan dan migas, membuat Pemerintah harus jeli dan berani berinovasi untuk mencari alternatif lain, guna mensejahterakan rakyat.

Hal itu diungkapkan Pengurus DPD II Golkar Kuantan Singingi, Indra Putra kepada GoRiau.com (GoNews Group) Senin (9/1/2017).

"Riau memiliki Sumber Daya Alam (SDA) bukan saja dari hasil minyak bumi dan gas alam serta perkebunan, namun juga banyak memiliki aset wisata. Dan jika dikelola dengan baik, saya yakin ekonomi berbasis wisata akan bisa menjadi alternatif yang mumpuni bagi Riau dimasa yang akan datang," ungkapnya.

Menurutnya, Riau memiliki banyak ragam budaya dan panorama alam yang tak kalah dengan Provinsi lain maupun negara tetangga sekalipun.

Dengan mengembangkan ekonomi berbasis wisata, maka sangat memungkinkan akan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hanya saja kata Indra, perlu adanya kreatifitas sebagai modal utama pengembangan wisata di Riau. Bentuk-bentuk ekonomi kreatif selalu tampil dengan nilai tambah yang khas, menciptakan "pasar" nya sendiri, dan berhasil menyerap tenaga kerja serta pemasukan ekonomis.

"Globalisasi dan perdagangan global merupakan suatu hal yang tidak terelakkan dari kemajuan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi yang bekembang dengan pesat telah mengaburkan batas-batas wilayah karena satu wilayah dapat terhubung dengan wilayah lainnya dalam satu waktu yang sama. Pentingnya informasi diera tersebut kemudian menimbulkan ekonomi informasi, yaitu kegiatan ekonomi yang berbasis pada penyediaan informasi," ujarnya.

Dalam konteks globalisasi, daya saing merupakan kunci utama untuk bisa sukses dan bertahan. Daya saing ini muncul tidak hanya dalam bentuk produk dalam jumah banyak namun juga berkualitas. Kualitas produk tersebut dapat diperoleh melalui pencitraan ataupun menciptakan produk-produk inovatif yang berbeda.

"Ekonomi kreatf telah dikembangkan di berbagai negara dan menampilkan hasil positif yang signifikan, antara lain berupa penyerapan tenaga kerja, penambahan pendapatan daerah, hingga pencitraan wilayah di tingkat internasional," tukasnya.

Ekonomi kreatif kata dia, merupakan bagian integratif dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya. Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif dapat mencakup banyak aspek. Seperti Periklanan, Arsitektur, Pasar barang seni, Kerajinan (handicraft), Desain, Fashion, Film, video, dan fotografi, Permainan interaktif, Musik,Seni pertunjukan, Penrbitan dan percetakan, Layanan komputer dan piranti lunak, Radio dan televisi.

"Dilihat luasan cakupan ekonomi kreatif tersebut, sebagian besar merupakan sektor ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. Industri kreatif justru lebih banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah. Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif mampu memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan terhadap perekonomian," ujarnya.

Untuk itu kata dia, sudah saat Riau sekarang ini mulai mengembangkan sektor ekonomi kreatif, dengan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat yang ada.

"Jadi begini, selain pengembangan ekonomi kreatif, kita di Riau juga memiliki banyak peluang dari destinasi serta objek wisata. Jika memang dikelola dengan benar, maka secara otomatis ekonomi masyarakat akan maju seiring dengan kemajuan destinasi itu sendiri," paparnya.

Guna menciptkan kontibusi ekonomi yang signifikan katanya lagi, Pemerintah Provinsi Riau harus bisa menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas.

"Selain itu harus bisa mengembangkan sumber daya yang terbarukan dan menciptakan inovasi, kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif dan meberikan dampak sosial yang positif. Kenapa? Karena salah satu alasan dari pengembangan industri kreatif adalah adanya dampak positif yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial, iklim bisnis, peningkatan ekonomi, dan juga berdampak para citra suatu kawasan di Riau," ujarnya.

Menurut UU No.10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata menurutnya adalah, berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

"Jadi semuanya harus bergerak. Antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota harus seiring dan sejalan. Jangan bertindak sendiri-sendiri tampa kordinasi," paparnya.

Dan menurutnya, ada 5 hal yang dianggap penting untuk memajukan sektor ekonomi berbasis wisata. Diantaranya adalah, Objek/atraksi dan daya tarik wisata, Transportasi dan infrastruktur, Akomodasi (tempat menginap), Usaha makanan dan minuman. Dan yang terakhir jasa pendukung lainnya (hal-hal yang mendukung kelancaran berwisata misalnya biro perjalanan yang mengatur perjalanan wisatawan, penjualan cindera mata, informasi, jasa pemandu, kantor pos, bank, sarana penukaran uang, internet, wartel, tempat penjualan pulsa, salon, dan lainnya.

"Untuk itulah mari kita semua baik masyarakat, Pemerintah di Riau sama-sama bergotong royong mempromosikan potensi pariwisata di daerah kita. Baik dari agen perjalanan maupun media massa, hal ini menjadi agenda penting bagi kita bersama kedepannya," tukasnya.

Karena kata dia, ketika sektor Migas dan perkebunan mulai lesu, maka sektor pariwisata akan menjadi bagian penting penopang ekonomi daerah. Dan hal ini seiring dengan program pemerintahan pak Jokowi untuk menjual aset pariwisata bagi pelancong dari luar negeri.

"Saya sangat yakin, sektor wisata ini bisa bergairah di Riau, apalagi dibawah kepemimpinan Fahmizal Usman, sudah mulai nampak perlahan-lahan. Contoh, berbagai iven lokal saat ini juga sudah masuk agenda nasional. Dengan demikian tinggal memoles saja sudah bisa berjalan," ujarnya.

Bicara soal infratuktur kata Indra, sebagai salah satu penunjang majunya ekonomi berbasis wisata, maka Pemerintah harus bisa melobi lagi ke pusat, untuk membangun fasilitas jalan khusunya yang menuju langsung ke objek-objek wisata.

"Kalau objek-objeknya seperti Bono, Muara Takus, Pulau Rupat, sudat tak diragukan, hanya saja yang menjadi kendala adalah soal jalan. Nah ini tugas pemda saat ini untuk berusaha mencari solusi dan segera membangunnya," Pungkasnya.(*/Dnl)