BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh menciptakan inovasi baru bidang transportasi laut yaitu perahu katamaran. Perahu dengan dua lambung ini dibuat dengan melibatkan dosen serta mahasiswa Jurusan Teknik Mesin di Laboratorium Desain Manufaktur (LDM), Fakultas Teknik, Rabu (4/1/2017). Team leader proyek perahu katamaran, Zahrul Fuadi menjelaskan, inspirasi membuat perahu ini karena melihat besarnya potensi wisata laut yang ada di Aceh. Di mana hampir setiap pesisir pantai Aceh dipenuhi oleh orang-orang yang memancing.

“Jadi biasanya kan orang mancing itu di pinggir. Nah kita melihat potensi platform atau anjungan memancing. Jika mereka naik perahu ini kira-kira 1-2 km dari laut maka hasil yang mereka peroleh tentu lebih besar,” ujar Zahrul Fuadi

Alasan lainnya, lanjut Zahrul, karena perahu katamaran memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki dua lambung sehingga jika berada di laut bisa lebih stabil ketika disapu ombak. Oleh karena itu, salah satu keunggulan dari perahu katamaran Unsyiah ini adalah bahan dasarnya terbuat dari serat fiber, dan dapat menampung 700 kg muatan atau setara 5-7 orang.

“Kita sengaja pilih serat fiber karena beberapa keunggulannya seperti ringan, mudah digunakan tahan terhadap parasite, air asin, cuaca, serta tidak mudah lapuk seperti kayu,” ucap Zahrul yang yang juga Wakil Dekan II FT Unsyiah ini.

Sumber dana pembuatan perahu ini adalah dana Iptek bagi Masyarakat (IBM) melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Unsyiah. Dengan waktu efektif pengerjaan selama 1 bulan. Proyek ini dipimpin langsung M. Tajuddin. S.T.M.Eng. Sc sebagai ketua Tim serta melibatkan sekitar 7 orang mahasiswa Unsyiah. Saat ini perahu Katamaran Unsyiah tersebut telah selesai 90%.

“Jika telah selesai nanti, kita akan serahkan ke mitra, lalu mitra bisa menggunakannya untuk penyewaan kapal boat untuk memancing. Jadi, latar belakangnya jelas untuk mendukung pariwisata memancing di Aceh,” ucap Zahrul.

Oleh sebab itu, kedepannya, Unsyiah akan menawarkan perahu ini ke Dinas Pariwisata baik di Kota Banda Aceh atau Aceh Besar untuk diproduksi massal. Atau, Unsyiah juga siap untuk melatih masyarakat jika ingin memproduksinya

“Secara teknis kita siap membantu, karena untuk produksi itukan butuh tenaga dan biaya, sementara Universitas tidak punya uang. Tapi kita siap mendukung industri ini,” ujar Zahrul.

Sementara Syaiful, salah saeorang mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan perahu ini mengungkapkan, ia merasa tertantang untuk membuat inovasi perahu ini. Ia juga berharap, agar perahu ini bisa berguna bagi masyarakat dan bisa menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa lainnya.

“lumayan seru ya, karena kerja tim jadi semua bisa bersinergi agar proyek ini berhasil,” ujar mahasiswa Teknik Mesin Unsyiah angkatan 2013 ini.