KAPUAS- Berdakwah ke wilayah terpencil dan pelosok di Indonesia sudah menjadi rutinitas KH. MZ. Fadzlan Rabbani Garamatan, Presiden Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN). Kali ini, pedakwah asal Papua yang akrab disapa Ustaz Fadzlan itu mengunjungi dua lokasi pertambangan batu bara di pedalaman Kalimantan Tengah, tepatnya di desa Kahukup dan Paring Lahung, Kabupaten Kapuas. Kehadiran Ustaz Fadzlan ini untuk memberikan pesan spiritual kepada para pekerja tambang batu bara milik PT. Pama Asmi di malam pergantian tahun 2017 nanti. Jauhnya lokasi pertambangan menjadi tantangan tersendiri bagi Ustaz Fadzlan menempuh perjalanan kurang lebih 350 kilometer dari ibukota provinsi Palangkaraya.

Lokasi pertambangan dan mess karyawan  yang berada di tengah hutan menjadikan perjalanan dakwah ini memberi kesan tersendiri. Republika ikut dalam empat hari perjalanan dakwah Ustaz Fadzlan di lokasi pertambangan batu bara, merasakan bagaimana perjalanan 10 jam perjalanan darat menuju lokasi di pedalaman Kalimatan Tengah.

Perjalanan darat dari kota Palangkaraya menuju Kabupaten Kapuas menempuh waktu kurang lebih enam jam melalui jalan beraspal. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat melalui jalan tanah membelah hutan Kapuas kurang lebih 40 kilometer selama empat jam menuju lokasi, di Desa Kahukup dan Paring Lahung.

Selama perjalanan jalur tanah membelah lebatnya hutan Kalimantan, kondisi khas  offroad dilalui. Tak jarang jalan berlumpur dan  longsoran tanah menghambat perjalanan. Syukurnya Ustaz Fadzlan dan tim difasilitasi mobil dengan roda berkekuatan 4x4 atau double gardan oleh perusahaan tambang, sehingga mampu melewati jebakan lumpur dan longsoran tanah.

"Tidak banyak dai dan pendakwah yang mau berdakwah seperti ini," kata ustaz asal Papua Barat ini.

Menurutnya banyak dai sekarang hanya ingin berdakwah di kota-kota besar, penuh dengan fasilitas dan tidak mau bersusah payah ke pelosok dan pedalaman. Setelah empat jam perjalanan menembus hutan akhirnya kendaraan memasuki area pertambangan. Jalur jalan tanah lebih lebar dan stabil, berbagai truk bertonase besar hilir mudik membawa batu bara dan alat berat dari dan menuju lokasi pertambangan. Ustaz Fadzlan pun kemudian diarahkan memasuki area mess karyawan sebagai tempat menginap.

Area pertama mess karyawan berada di desa Kahukup menampung kurang lebih 1000an orang. Terdapat sebuah masjid sebagai pusat kegiatan ibadah karyawan tambang batu bara di sana. Masjid Al Muhajirin akan menjadi pusat kegiatan Tabligh Akbar akhir tahun yang akan diisi oleh Ustaz Fadzlan di penghujung malam pergantian tahun nanti. "Kita salut dengan karyawan tambang batu bara yang masih mau belajar Islam dan menghidupkan masjid di pedalaman hutan Kalimantan," katanya.

Ia berharap akan semakin banyak karyawan-karyawan dan para profesional muslim di bidang pertambangan yang lebih peduli memperdalam keislamannya daripada hanya sekedar mementingkan faktor dunia dan materi saja.

Dua desa di Kahukup dan Paring Lahung merupakan site pertambangan batu bara yang dikelola oleh PT. Pama Asmi dan PT. Pamapersada di Kalimantan Tengah. Perusahaan tambang batu bara ini memang mengkhususkan kegiatan dakwah dan tabligh akbar di setiap pergantian tahun bagi karyawannya. Ini bertujuan untuk memberi bekal spiritual karyawan ketimbang hanya merayakan tahun baru dengan aktivitas hiburan dan menghamburkan uang. ***