PEMATANG SIANTAR – Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Siantar, H M Natsyir Armaya, mengaku teror bom terjadi menyeluruh di sejumlah daerah Indonesia. Namun, khusus di Kota Siantar teror bom tersebut kemungkinan tidak ada karena Kota Siantar bukan target bom.

Namun, karena ada tertangkap di Deli Serdang, bisa saja itu punya jaringan ke kota lain di Sumatera Utara. Untuk itu, semua pihak harus turut melakukan antisipasi bersama.

“Kita warga Siantar harus tetap waspada. Karena, pengalaman tahun 2000 tentang adanya bom biscuit di rumah pendeta harus menjadi peringatan kepada kita semua. Bukan hanya kepada warga kota yang melaksanakan Natal, umat Islam yang tidak ikut perayaan Natal dan umat lainnya juga harus turut melakukan antisipasi dengan mengamati lingkungannya masing-masing,” beber Armaya.

Lebih lanjut dikatakan, kalau ada orang-orang yang mencurigakan di sekitar lingkungannya, bisa diamati tetapi tidak langsung membuat suatu kesimpulan dan melakukan kekerasan yang dapat menimbulkan masalah baru. Tetapi harus dilaporkan kepada Polisi atau minimal RT/RW.

Lebih lanjut Armaya Siregar mengatakan agar warga kota Siantar tetap menjaga kerukunan umat beragama seperti selama ini. Jangan ada menyudutkan kelompok agama tertentu karena para pelaku bom menurut Islam adalah haram. Apalagi menimbulkan korban yang tidak berdosa.

Kota Siantar pernah menjadi sasaran teror bom tahun 2000 dengan meledaknya bom biscuit di salah satu rumah pendeta yang sempat merusak rumahnya meski tidak ada korban jiwa.

Ternyata hasil penelusuran intelijen, pelaku teror bom di Kota Siantar itu ternyata berkaitan dengan teror bom lain pada malam Natal disejumlah gereja seperti di Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Medan, Batam, dan Pekanbaru.

“Pelakunya dikait-kaitkan dengan nama Hambali asal Cianjur yang ditangkap di Ayutthaha, Thailand, 2003. Selanjutnya, dia menunjuk Imam Samudra untuk pelaksana teror,”ungkapnya.

Sementara, tahun 2006 tepat 25 Desember pernah juga ada isu bom yang juga menghebohkan dan itu diketahui berasal dari penemuan parsel tak bertuan di Wisma 99 depan RS Vita Insani, Senin (25/12) sekira pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, dilapor kepada Polresta Pematangsiantar.

Lalu aparat Polresta memanggil Tim Jihandak (Tim Penjinak Bahan peledak) dari Detasemen B Kompi 2 Satbrimob Pematangsiantar. Setelah melakukan penyisiran parsel tersebut dimasukkan ke bom basket untuk dibawa ke Markas Brimob Jalan Medan untuk dilakukan Disposal atau Pemusnahan.

Di Markas Brimob Pematangsiantar diketahui parsel itu hanya makanan dan minuman ringan sebagai ucapan selamat hari Natal dari seorang warga bernama Tomi kepada pimpinannya.

Hal lain yang sempat heboh, ada seorang pemuda yang mengaku membawa bom di dalam tas ransel yang disandangnya, menghebohkan petugas keamanan di Kantor BCA Pematangsiantar Jl Merdeka, Sumatera Utara (Sumut), Minggu, 7 Februari 2016 lalu.

Pemuda bernama Selamat Koko (17) warga Siantar itu sempat membuat petugas panik karena melemparkan tas ranselnya di dalam kantor bank itu. Dia kemudian diamankan petugas atas perbuatannya tersebut. Kejadian itu berlangsung sekitar jam 19.30 wib dan Selamet Koko akhirnya diserahkan ke Polres. Namun, setelah diintrogasi, pemuda itu ternyata memiliki keterbelakangan mental.