MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Erry Nuradi mengharapkan Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) ikut berperan di garda terdepan menjadi pemersatu bangsa, sebab bahasa Melayu sudah menjadi perekat dan dijadikan bahasa persatuan. “Wangsa (garis keturunan) Melayu juga memiliki karakter dan modal sosial yang baik dan kuat dalam menjalin kerjasama dengan semua golongan, ini bagian dari kelebihan orang Melayu,” ujar Erry Nuradi menghadiri pelantikan PB MABMI periode 2015-2020 di Medan Club, Jumat (16/12/2016 malam.

Dalam kesempatan itu Dato’ Seri H Syamsul Arifin, SE dilantik sebagai Ketua Umum oleh Dewan Adat PB MABMI yaitu Sultan Serdang, Sultan Langkat, Sultan Kualuh dan Sultan Asahan. Turut dilantik Ketua Harian H Azis Syamsuddin, Sekretaris Umum DR M Takari, MA dan Bendahara Umum Drs H T Dzulmi Eldin, M.Si beserta jajaran unsure pengurus lainnya.

Selanjutnya, Erry Nuradi mengatakan Wangsa Melayu memiliki karakter dan sikap serta modal sosial yang baik dalam menjalin kerjasama antar semua golongan tanpa pernah menyinggung perbedaan.

“Hal itu  karena memiliki tujuan utama dan kebanggaan bersama atas persatuan bangsa, dan bagian dari kelebihan orang melayu,” ujar Erry lagi.

Kalau kita bicara budaya, ujar Erry, Melayu adalah salah satu akar tradisi nusantara. Bahkan Bahasa Indonesia sebagai bahas pemersatu berasal dari Bahasa Melayu. Padahal bila dilihat dari sisi jumlah, jelasnya,  etnis Melayu lebih kecil dibanding Jawa.

Tapi alhamdulillah sejak sumpah pemuda dari tahun 1928 bangsa Indonesia sepakat menggunakan bahasa Melayu sebagai bahas perekat. “Ketika saya mengunjungi Papua mereka bangga dengan bahasa Indonesia karena memiliki Papua memiliki sekitar 300 jenis bahasa daerah. Bahasa Indonesia  yang berasal dari bahasa Melayu menjadi perekat,” jelas Erry.

Mengingat hal tersebut, Erry mengharapkan PB MABMI dapat ikut menjadi pelopor dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa. “PB MAMBI harus mejadi teladan dan pelopor dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa,” sebut Erry.

Ditengah keberagaman dan kemajemukan di Sumut, kita harus di kedepankan sikap saling menghormati, diantara sesama. “Tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi apalagi lebih kuat. Dan yang lebih penting sebesar apapun perbedaan sebagai manuasia tidak boleh , menebar kebencian apalagi menggunakan kekerasan kepada pihak yang berbeda dengan kita,” kata Erry.

Sementara itu Ketua Umum PB MABMI Dato’ Seri H Syamsul Arifin, SE berharap organisasi yang sudah dipimpinnya memasuki tiga periode ini dapat ikut mewarnai dan membawa kemajuan bagi Sumatera Utara.

Syamsul menilai harus ditanamkan kebanggaan akan adat dan budaya lokal khususnya Melayu di tengah era globalisasi. Karena adat dan budaya menjadi salah satu penentu daya saing yang membedakan kita dengan bangsa dan etnis lainnya.

Syamsul berharap pada daerah –darerah Melayu, ada kebijakan menggunakan pakaian adat melayu pada hari –hari tertentu sehingga  muncul kebanggaan sekaligus sebagai upaya melestarikan adat dan budaya Melayu. Pengangkatan Syamsul Arifin sebagai Ketua MABMI merupakan keputusan Mubes X  yang digelar Desember 2015 silam.(***)