JAKARTA - Aksi nyerangan membabi buta yang dilakukan seorang pemuda terhadap 8 murid kelas V dan kelas VI SD Negeri Sabu Bara, Selasa (13/12/2016) pagi, mendapat kecaman publik luas. Forum Pemuda Nusa Tenggara Timur (FP NTT) Jakarta saat menggelar konfresnsi pers di Jakarta, Rabu (14/12/2016) secara tegas menyatakan rasa keperihatinan yang mendalam terhadap anak sekolah yang menjadi korban dalam aksi penyerangan itu.

Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua Umum Forum Pemuda NTT-Jakarta, Yohanes Hiba Ndale menyatakan, pertama, mengecam keras tindakan penyerangan yang dilakukan pelaku, karena telah mengganggu keharmonisan, rasa persaudaraan, dan kedamaian di kabupaten Sabu Raijua.

Kedua, menyatakan rasa perihatin atas aksi main hakim sendiri yang dilakukan masyarakat Sabu meskipun tidakan ini sebagai bentuk luapan emosional terhadap pelaku namun aksi main hakim sendiri ini sangat tidak dibenarkan. Ketiga, meminta aparat kepolisian untuk menelusuri dan menginvestigasi secara profesional latar belakang aksi penyerangan ini sehingga dapat memberikan kepastian informasi bagi masyarakat luas demi menghindari beragam interpretasi publik.

Dan keempat, meminta masyarakat luas khususnya masyarakat Sabu Raijua dan NTT umumnya untuk tetap menahan diri serta tidak terpengaruh dengan ragam informasi atau isu-isu yang menyesatkan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat memecah belah kerukunan, keamanan dan kenyamanan masyarakat Sabu Raijua.

Sementara Juru Bicara Forum Pemuda Nusa Tenggara Timur Jakarta, Maksimus Ramses Lalongkoe, saat konferensi pers di Restoran  d'cost, Gajah Mada Plaza mengatakan, masyarakat Nusa Tenggara Timur selama ini hidup berdamai satu sama lain. Situasi damai dan keharmonisan ini tidak boleh digembosi oleh pihak-pihak yang ingin merusak kenyamanan masyarakat.

"Siapapun anda, dari manapun anda, jangan ganggu kerukunan dan kekompakan kami warga NTT," ujarnya.

Seperti diketahui, seorang pemuda tak dikenal Selasa pagi menyerang membabi buta 8 orang murid sekolah dasar Kabupaten Sabu Raijua saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pelaku yang berhasil diamankan polisi harus meregang nyawa setelah ramai-ramai dihajar masa. ***