BATUBARA- Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Erry Nuradi menyebutkan, upaya pemberantasan buta aksara sudah lebih dari 51 tahun dilaksanakan, namun pada kenyataannya masalah buta aksara terus ada, walaupun telah terjadi penurunan yang sangat signifikan Data kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, saat ini masih terdapat  5,9juta warga Indonesia berstatus buta huruf. ‘’Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah total warga buta huruf pada tahun 2005 yang mencapai 14,89 juta orang,’’ sebut Gubsu Erry Nuradi pada peringatan Hari Aksara Internasional ke-51 tingkat Provinsi Sumatera Utara di lapangan Indrasakti, Indrapura, Kec. Air Putih, Kab. Batubara, Minggu (11/12/2016).

Hadir Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain, Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang, Walikota Tanjung Balai M Syahrial, wakil Gubsu terpilih Nurhazijah Marpaung, Dandim 0208/AS Letkol Arm Suhono, Plt Kadis Pendidikan Provsu Arsyad Lubis, SKPD Batubara, ulama, tokoh masyarakat, pelajar, guru, ormas dan undangan.

Dalam kesempatan itu, Gubsu Erry mengatakan, sejalan dengan semangat nawacita rencana kerja kabinet kerja Presiden Joko Widodo, maka target pelaksanaan pemberantasan buta aksara menjadi suatu pekerjaan yang cukup berat bagi kita dalam program pemberantasan buta aksara.

“Untuk itu, kepada para bupati/walikota saya ingatkan kembali agar mengalokasikan dana APBD untuk kegiatan pemberantasan buta aksara atau program pendidikan non-formal dan informal lainnya di daerah masing-masing sehingga target tersebut dapat kita capai. Hal ini sejalan dengan nota kesepakatan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dengan pemerintah kabupaten/kota  se Sumut tahun 2004 yang lalu tentang bantuan dana APBD Propinsi dan APBD kabupaten/kota  untuk penyelenggaraan program pemberantasan buta aksara atau pendidikan non-formal dan informal di Provinsi yang kita cintai ini,’’ tutur Erry.

Gubsu Erry selanjutnya mengingatkan bahwa makna  terdalam  dari  peringatan Hari Aksara Internasional adalah seberapa jauh kita sebagai bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat pada umumnya bertekad dan berikhtiar secara berkelanjutan untuk menuntaskan saudara-saudara kita yang masih buta aksara. ‘’Tidak pernah ada kehidupan yang cerdas di tengah bangsa yang tidak mengenal aksara. Pada gilirannya, kondisi seperti itupun tidak pernah mampu menghadirkan kehidupan yang sejahtera,’’ tandas Erry.

Untuk itulah, kata Erry, peringatan Hari Aksara Internasional ini memiliki arti penting. Sebab aksara merupakan perwujudan salah satu amanat yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Meski mengalami penurunan, pemberantasan buta huruf masih mengalami sejumlah kendala. Faktor kemiskinan, lokasi yang tak terjangkau (pelosok), dan kurangnya motivasi belajar merupakan beberapa contoh faktor yang menjadi kendala masyarakat belajar membaca.  

‘’Hal ini sangatlah memperihatinkan. Untuk itu, marilah kita wujudkan langkah kongkrit untuk memberantas buta aksara. Mengingat pentingnya membaca, peran serta para hadirin yang saya hormati sangatlah penting, diawali dari keluarga dan lingkungan sekitarnya,’’ cetus Erry.

Hal senada disampaikan Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain. OK berterima kasih, Batubara menjadi tuan rumah. Tema Hari Aksara Internasional ke-51 tahun 2016, yaitu ‘literasi dan vokasi untuk pembangunan berkelanjutan’, pesan utama dari tema tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa keaksaraan bukan hanya sekedar prioritas pendidikan, tetapi investasi yang sangat penting bagi masa depan yang berkesinambungan.

Tema ini selaras dengan semangat nawacita, atau sembilan prioritas program pembangunan pemerintah. Dimana pengembangan pendidikan keaksaraan ke depan harus dikembangkan untuk memperkuat kemandirian secara ekonomi. Untuk itu, dikembangkan program keaksaraan usaha mandiri (kum) dan aksara kewirausahaan sebagai kelanjutan dari program keaksaraan dasar.

Program  lanjutan tersebut dimaksudkan untuk melestarikan kemampuan keaksaraan dasar sekaligus memberikan pendidikan kecakapan hidup, baik soft skill berupa sikap dan karakter, maupun hard skill dalam bentuk keterampilan atau vokasional kepada setiap warga belajar atau peserta program pendidikan keaksaraan.