MEDAN - Jangan menganggap rendah pekerjaan apa pun yang dilakoni manusia di muka bumi ini. Yang penting halal dan tidak merugikan orang lain, bekerja jujur dan memperoleh hasil dengan kerja keras yang juga jujur. Hal itu yang dilakukan R Siringoringo yang sehari-hari bekerja sebagai pengumpul sampah di Kelurahan Pandau Hulu II Kecamatan Medan Area.

Kepada GoSumut, Selasa (6/12/2016) R Siringoringo bercerita bahwa ia mulai aktif bekerja sebagai pengumpul sampah dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan diangkut oleh armada truk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Setiap hari bekerja mengumpulkan sampah dari pagi sampai siang hari saja. Kalau tidak masuk kerja, honor akan dipotong oleh mandor,” katanya.

Satu bulan, Siringoringo bisa mengantongi penghasilan sebesar Rp 2 juta kalau bekerja dengan rajin dan penuh waktu. Gaji sebesar itu sudah dipatok dari Dinas Kebersihan Kota Medan dan penyalurannya dipercayakan kepada mandor di Kelurahan.

Walau bekerja sebagai pengumpul sampah, Siringoringo bisa menyekolahkan dua anaknya. Anak pertama laki-laki bisa kuliah di Politeknik Mesin perguruan tinggi negeri di Medan, anaknya yang perempuan bisa menyelesaikan sekolahnya di SMA dan sekarang sudah bekerja di salah satu pusat perbelanjaan di Medan.

Siringoringo dan isterinya berjuang keras untuk mengubah nasib mereka lewat kedua anaknya.

“Kami tidak ingin anak-anak kami mengalami nasib sama seperti kami. Paling tidak kami sudah memberikan mereka bekal pendidikan terbaik untuk mereka gunakan meraih impian dan cita-cita mereka,” tandas Siringoringo seraya berlalu dengan gerobak sampahnya.