MEDAN- Dengan memanfaatkan mobil pic-up miliknya, sehari-hari Agung (25) memilih pekerjaan sebagai pedagang buah untuk memenuhi biaya hidupnya.  Perharinya ia mampu mengantongi omset rata-rata Rp800 Ribu hingga jutaan Rupiah dari jualan aneka buah yang sedang beredar di pasar.

kerjaan sebagai pedagang buah untuk memenuhi biaya hidupnya.  Perharinya ia mampu mengantongi omset rata-rata Rp800 Ribu hingga jutaan Rupiah dari jualan aneka buah yang sedang beredar di pasar.

“Saat ini saya jual mangga arummanis, karena buah ini yang lagi banyak,”ungkapnya kepada Gosumut Sabtu (3/12/2016) ketika ditemui di tempat jualannya kawasan Gatot Subroto, Medan. Ia mengaku tidak melulu hanya berpatokan pada mangga. Saat musim duku dan duku lagi murah, Agung memilih jual duku. Ia mengaku lebih beruntung besar jika menjual buah yang sedang banjir di pasar. “Karena harga dari sumber pun lebih murah. Jual murah pasti banyak orang senang,”terang Agung yang sudah 5 tahun belakangan menjadi pedagang buah.

Saat ini Agung memilih berjualan mangga arummanis. Menurutnya, mangga tersebut ia peroleh dari pasar Induk, Medan. Harga perkilo arummanis dijual Rp30 ribu. Selain berkualitas bagus, Agung juga menyediakan mangga yang mulai berkurang mutunya. Ia jual Rp15 Ribu. Harga itu diterakan di kartun yang agar menarik perhatian orang untuk beli. “Ternyata banyak juga yang suka beli mangga yang mutunya kurang ini. Karena harga yang kita jual murah,”terangnya.

Ia tetap menjual mangga yang mutunya kurang itu adalah untuk meminimalis rugi. “Buah ini kan tidak tahan lama. Paling tahan 2 hari, jika sudah lewat waktunya buah cantik itu pasti mulai menyusut bentuknya. Sudah semakin matang, lembek.  Ya bagus kita lelang dari pada dibuang,”ujarnya.

Perharinya ia membawa antara 100 hingga 200 kilo mangga. “Kalau omset gak tentu lah. Rata-rata Rp800ribu perhari. Tapi kalau Sabtu dan Minggu bisa lebih,”terangnya.

Agung mengakui sangat menikmati pekerjaannya sebagai pedagang buah. “Tidak terlalu capek. Tapi ya sabar lah menanti pembeli,”imbuhnya. Ia mengakui menjadi pedagang omsetnya tidak terbatas. “Suka hati kita. Pande-pande lah. Kalau jadi karyawan kita diperintah-perintah. Rezeki kita pun sudah dibatasi,”akunya memberi pendapat.