KUALALUMPUR - Jambore ke-13 Malaysia, di Taman Metropolitan, Batu, Kuala Lumpur, Malaysia, akan ditutup pada 1 Desember 2016. Sebanyak 1565 orang Kontingen Gerakan Pramuka sudah berkemah sejak 26 Desember 2016. Jumlah ini terbesar diantara semua negara yang diundang. Mereka berasal dari 18 Kwartir Daerah (Provinsi) di Indonesia. Karena ini kegiatan di luar ruangan, tentu membutuhkan pengawasan 24 jam super ketat dari kakak - kakak pembina. Untungnya kakak - kakak pembina ini rata-rata adalah Guru. “Kadang anak-anak didik mengajak berfoto bersama, lalu mereka posting di media sosial, seketika rasa lelah seharian hilang,'' ujar Abdul Basit, Pimpinan Kontingen Daerah (Pinkonda) Sulawesi Tenggara.

Apresiasi terhadap kakak - kakak pembinanya ini juga disampaikan peserta bernama Haikal (14 tahun), asal Kwarcab Bandung. ''Kegiatan di Jambore Malaysia ini seru-seru, yang paling saya dan teman-teman suka adalah giat air dan petualangan ke bukit-bukit, terus kalau kita sedang kumpul di lapangan besar, kita diajarkan kebersamaan, kesadaran akan perbedaan secara langsung. Kakak - kakak pembina, baik dari Indonesia maupun Malaysia tidak pernah marah, mereka seperti orangtua kita di rumah,'' ujar Haikal yang di wawancarai di tengah diteman-temannya ini.

Sementara itu, Kak Mahsun Ismail, Pinkonda Jawa Timur mengatakan,''kalau belum utuh mengambil energi lapangan, kita bisa emosi, namun pengalaman di Pramuka menjadikan kita bisa sabar dan solutif menghadapi berbagai situasi lapangan, seperti hujan deras, mati lampu dan keluhan anak-anak tentang air,'' ungkap Kak Mahsun yang dikenal murah senyum ini.

Ikut perkemahan di Bulan November memang resikonya hujan. Selain harus diakui, luas dan fasilitas Bumi Perkemahan di Jambore Malaysia ini, belum sebaik di Bumi Perkemahan Cibubur, Indonesia.

''Kalau saya pribadi, tidur ditenda sebulanpun tak ada masalah, yang penting air tersedia. Tapi kalau kita lihat di lapangan, sejujurnya daya tahan anak-anak kita, Pramuka Indonesia itu kuat, dari jumlah sebanyak itu, hanya beberapa yang sakit, saya menduga pengalaman bertemu teman baru, suasana gembira, yel-yel ala Indonesia menjadikan mereka sehat selalu,'' ujar Kak Kurnia Bakti, Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka yang menjadi CMT di perkemahan ini.

Semangat anak-anak Indonesia untuk ikut kegiatan internasional memang luar biasa, bahkan ada peserta dari Kab Sinjai, Sulawesi Selatan sampai jual kerbau agar bisa ikut Jambore Malaysia ini. “Ketika rasa kantuk datang di malam hari, kita para pembina tidak bisa langsung tidur, kita harus memastikan dulu semua peserta didik sudah ditenda. Jangan sampai mereka tidur dengan pakaian basah. Motivasi saya berlipat, salah satunya karena ada anak didik saya, sampai jual kerbau untuk bisa ikut kegiatan ini, namanya Andi Zulfikar Musa,'' ujar Kak Fadhullah Marzuki, Pimpinan Kontingen Derah Sulawesi Selatan.

Banyak suka dan duka menjadi pembina pendamping di perkemahan. Kak Yevi, pimpinan Kwarda Jambi mengatakan, ''Menjadi pembina Pramuka itu pilihan, kalau ditanya, banyak mana suka dan duka?, ya tentu lebih banyak sukanya, apalagi jika nanti, 20 tahun akan datang anak-anak yang ikut perkemahan ini jadi orang berguna bagi masyarakat,'' jelasnya.

Diketahui, 13th Malaysian Scout Jambore adalah Jambore nasionalnya Malaysia. Gerakan Pramuka hadir sebagai undangan resmi. Kontingen Indonesia berjumlah 1565 orang, dipimpin oleh Kak Mardhani Zuhri dan CMT; Kurnia Bakti, Fahri Makkasau, Hariqo Wibawa Satria, dr. Evy, Suhardi dan Venny Indri.‎

Sedangkan nama-nama pimpinan kontingen daerah di Jambore Malaysia ini adalah; Mahsun Ismail (Jawa Timur), Djarot Muhammad Ali (Jawa Barat), Bainah Sari Dewi (Lampung), Aidil Fimansyah (Sumatera Selatan), Anom Atmaja (Bali), Zamroni (Jawa Tengah), Prakoso (Jakarta), Abdul Basit Subandri (Sultra), Evie Lapian (Kaltim), Sego Wahyu (Kalsel), Yevi (Jambi), Alwis (Sumbar), Irwan Yuliadi (Riau), Tabrani (Aceh), Fadhullah Marzuki (Sulsel), Arie Ibrahim (Kalbar), Samsul Nasution (Sumut), Ifa Kusnaini (Kepri)

''Masih banyak nama-nama Pembina Pendamping di lapangan yang belum disebutkan, saya sebagai Pimpinan Kontingen Nasional bukan sebagai atasan disini, kita semua bekerja keras demi peserta didik kita. Bisa jadi Pembina Pendamping yang di tenda-tenda lebih keras kerjanya, dan lebih kurang istirahatnya daripada saya dan CMT, saya sampaikan juga salam hormat dari Ketua Kwarnas, Kak Adhyaksa Dault kepada semua Pinkonda dan Pembina Pendamping”, ujar Kak Mardhani Zuhri, Ketua Kontingen Gerakan Pramuka yang selalu di Bumi Perkemahan selama di Malaysia ini. ***