PADANG - Pemerintah Kota Padang meminta produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jadi jualan utama dari toko ritel Minang Mart yang tengah dikembangkan Pemprov Sumbar. Wali Kota Padang Mahyeldi Dt Marajo mengharapkan sebanyak 80.000 unit UMKM yang ada di daerahnya bisa berkontribusi dalam pengembangan ritel modern khas Sumatra Barat itu.

''Harapan kami, produk yang dijual juga diutamakan dari produksi rumah tangga, dari UMKM. Sehingga uangnya memang berputar di Sumbar,'' katanya, Senin (28/11/2016).

Dia menyebut, kehadiran Minang Mart diyakini mampu meningkatkan kualitas produksi usaha kecil, karena ada standar yang ditetapkan bagi produk olahan UMKM yang dijual di gerai itu, sekaligus membantu pemasarannya.

Mahyeldi mendorong agar toko-toko milik masyarakat setempat dikembangkan melalui Minang Mart, sehingga mampu bersaing secara luas.

Dia mengungkapkan, secara bisnis, ritel Minang Mart berbeda dengan ritel-ritel modern lainnya, karena kepemilikan gerai tersebut tidak terkonsentrasi kepada seseorang atau kelompok perusahaan.

Dalam konsepnya Minang Mart adalah upgrading toko milik masyarakat yang dilaksanakan oleh tiga BUMD yakni PT Grafika Jaya Sumbar, PT BPD Sumbar alias Bank Nagari dan PT Jamkrida Sumbar.

BUMD tersebut, bekerjasama dengan PT Ritel Modern Minang yang berperan sebagai pelaksana untuk meningkatkan kualitas toko milik masyarakat.

Untuk tahap awal, gerai Minang Mart sudah dibuka di Kota Padang, sejak pekan kedua November ini, yakni di Gurun Laweh dan Simpang Lubuk Begalung.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meluncurkan 1.000 Minang Mart pada semester pertama tahun ini, guna meningkatkan pertumbuhan UMKM dan menggerakkan ekonomi kerakyatan di daerah itu.

“Minang Mart bukan mendirikan bangunan baru, melainkan bekerjasama dengan toko-toko yang sudah ada untuk ditingkatkan dengan branding Minang Mart,” katanya.

Dia mengungkapkan untuk menjalankan program itu, ada tiga BUMD yang menjadi pelaksana, yakni PT Grafika sebagai pengelola untuk membeli barang dan memasok ke toko milik masyarakat.

Lalu, Bank Nagari sebagai pemodal dengan memberikan bunga pinjaman rendah hanya 7% kepada pelaku usaha, serta PT Jamkrida Sumbar yang berperan sebagai penjamin.

Dalam konsep awal itu, Minang Mart akan dibagi dalam empat kelompok, yakni tipe A dengan toko skala besar dan buka 24 jam. Tipe B, dengan kapasitas lebih kecil dari tipe A dan tidak mesti buka 24 jam.

Selanjutnya tipe C berupa warung biasa milik warga, dan tipe D berupa pedagang gerobak dengan dengan modal yang terbilang kecil. ***