MEDAN - Pola dan gaya hidup masyarakat yang tinggal di negara berkembang menurut Regional Business Manager Sumatera AIA Financial Akhmad Khambali, masih sangat konsumtif. Hal itu dapat dilihat dari setiap menerima gaji langsung dihabiskan untuk membeli kebutuhan. Sehingga prinsip untuk menabung untuk dinikmati dimasa tua, hanya dilakukan jika uang belanja masih tersisa. Kalau tidak ada tersisa, berarti menabungnya ditunda. “Seharusnya, menabung dulu atau sisihkan dulu untuk investasi atau asuransi baru belanja ini dan itu. Pola pikir yang salah tentang investasi terutama di sektor asuransi masih jauh dari harapan,” katanya kepada GoSumut, Minggu (27/11/2016).

Saat ini, menurut Akhmad Khambali, masyarakat perlu dikenalakan tentang pentingnya perlindungan (proteksi) dan investasi untuk masa depan. Karena hasil penelitian berbagai kalangan, masyarakat masih sibuk dengan sikap ingin menonjolkan sifat kemampuan individual masih. 

“Edukasi tentang pentingnya proteksi diri dan investasi akan membuat masyarakat mengerti bagaimana cara mempersiapkan masa depan anak atau masa pensiun setelah tidak mampu lagi untuk beraktifitas,” paparnya.

Pertanyaan yang muncul kemudian, lanjut Khambali adalah apakah kita akan berinvestasi setelah memiliki kesadaran sudah mendekati ajal (kematian) atau memulainya dari sejak awal (masih muda). Sekarang ini, ada banyak instrument investasi yang bisa dipilih.

Pentingnya proteksi diri yang digabungkan menjadi satu program benefit akan memberi nilai plus bagi masyarakat. Walaupun pada kenyataannya sangat banyak produk investasi yang ditawarkan ke masyarakat, tinggal bagaimana masyarakat untuk memilih produk investasi seperti apa yang tepat bagi mereka.

“Program benefit yang memadukan proteksi diri dengan investasi jangka panjang saat ini banyak ditawarkan oleh perbankan dan asuransi,” paparnya.

Suami dari Murdalena Muis ini mengakui, sejak beberapa tahun terakhir banyak hal yang terjadi di sektor asuransi. Hanya karena satu oknum yang tidak bertanggungjawab, yang terkena imbasnya adalah perusahaan asuransi itu sendiri. Banyak kalangan menilai, ketika memutuskan berinvestasi saat untuk klaim mengalami kesulitan. Pengalaman buruk seseorang berasuransi menjadi pembanding bagi masyarakat dalam memutuskan mau berinvestasi atau tidak.

“Masyarakat jangan langsung percaya ketika ada orang yang menawarkan investasi dengan keuntungan berlipat ganda. Periksa atau pelajari lebih dulu instrument produk investasi yang ditawarkan apakah memberi keuntungan atau justru merugikan kita. Pastikan juga keberadaan perusahaan yang menawarkan investasi tersebut,” tandasnya.