MEDAN- Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara  Jumlah pengangguran terbuka di Sumatera Utara pada posisi Februari 2016 bertambah 7.000 orang dari periode sama tahun 2015 atau mencapai 428.000 orang. Uniknya angka pengangguran justru cukup tinggi pada level Sarjana.

Menanggapi fenomena tersebut, Direktur Perguruan Tinggi Cendana, Nugroho
kepada Gosumut mengungkapkan rasa prihatinnya. "Pasti ada sesuatu yang
salah dengan sistem pengajaran dan pembelajaran di negeri kita. Perguruan Tinggi seharusnya bisa mencetak manusia berwawasan tinggi dan  siap pakai,"ucapnya kepada Gosumut saat berkunjung ke Perguruan Tinggi Cendana di Komplek Asia Mega Mas, Medan beberapa waktu lalu.

Untuk mengantisipasi sarjana nganggur, menurut Nugroho pihaknya sudah melakukan pencegahan sejak dini. "Mahasiswa Cendana sejak kuliah sudah tidak nganggur. Malah mahasiswanya sudah bisa bayar uang kuliah
sendiri berikut juga uang jajannya,"ucapnya dengan nada bergurau. Tapi penggagas  belajar matematika dengan sistem Sempoa ini  menunjukkan sikap serius tentang ucapannya.

So, apa yang dilakukan Cendana untuk mengantisipasi sarjana nganggur? Ia menjawab, semua ada pada sistem pengajaran yang dibangunnya. "Kita mendidik para mahasiswa menemukan apa yang ingin digapai dalam hidupnya. Untuk menemukan hal seperti itu tidak perlu menunggu siap kuliah. Ia bisa
memperolehnya sambil belajar sekaligus bekerja. "Bahasa kerennya adalah teori sambil praktek. Itu kami praktekkan sekaligus, "terangnya tentang perguruan tinggi yang menerapkan sistem pengajaran standar Internasional itu.  

Ketika mahasiswa mendaftar, ada sejenis tes bakat yang dilakukan pihak Cendana. Mahasiswa dilakukan wawancara, sekaligus psikotest. Dari hal itu akan ketahuan tipe kepribadian si mahasiswa. Apakah si mahasiswa seorang tipe wirausaha, atau seorang pekerja.

“Jika mahasiswa itu seorang tipe wirausaha, maka kami mendidik ia untuk menjadi seorang pebisnis yang handal. Dan jika mahasiswa itu tipe pekerja, ia akan kami didik untuk menjadi seorang leader di tempatnya bekerja,”ujarnya tentang kampus yang menyediakan jurusan Manajemen Perusahaan dan Manajemen Pemasaran itu.

Secara garis besar, Cendana mendidik para mahasiswanya  untuk bisa mandiri secara financial sejak dini. Sejak memasuki bangku kuliah, Cendana sudah menerapkan pola pikir:Menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan penghasilan sendiri, “tanpa subsidi”oleh orang tua dan keluarga.

Slogan ini ternyata tidak sekedar embel-embel. Nugroho meyakinkan.  “Kami membangun kesadaran akan pentingnya bekerja, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Caranya adalah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri,”ucap Nugroho tentang konsep perguruan Tinggi Cendana yang didirikan sejak tahun 2003 ini.

Dengan system yang diterapkannya, hampir 100% mahasiswa yang sedang menjalani studi  sudah bekerja. Baik itu sebagai wirausaha, maupun menjadi karyawan. Penghasilan merekapun bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah perbulan.