JAKARTA - Soal kasus pembantaian yang dilakukan pemerintah dan militer Myanmar terhadap muslim Rohingnya, DPR RI melalui Wakilnya Fahri Hamzah, meminta agar masyarakat tidak menyikapi secara berlebihan sebelum betul-betul mendapat informasi yang benar.

Karena menurut Fahri Hamzah, masyarakat jangan hanya terpancing oleh informasi-informasi yang beredar di Media Sosial. "Jadi begini, kondisi sebenarnya disana itu belum tentu separah yang tersebar di medsos, karena infonya belum tentu benar. Kalau toh benar, harusnya ada penjelasan-penjelasan dari pemerintah Myanmar, nah ini kerjaan siapa? Harus Menlu kita panggil dubes Myanmar, kalau kita parlemen tidak bisa sembarangan memanggil," kata Fahri kepada GoNews.co, di Press Room DPR RI, Rabu (23/11/2016).

Masih kata Fahri, berdasarkan informasi yang ia terima dari parlemen Myanmar, memang pembantaian itu terus terjadi disana. Tapi kata Fahri bukan hanya melulu soal agama antara muslim dan budha.

"Jadi begini, disana itu masalah yang sebenarnya adalah antara puas dan tidak puas dengan pemerintahan yang ada saat ini. Ceritanya, karena suaminya adalah warga negara asing yang tidak boleh jadi presiden, maka yang diangkat adalah istrinya. Nah jadi sebelumnya kan kita tahu, Myanmar ini adalah negara militer, jadi seolah- olah militer ini tidak puas dengan kepemimpinan sipil. Makanya soal nasib muslim Rohingnya presiden myanmar gak bisa ngomong, bahkan kantor pemerintahan sempat dilempari telor busuk akibat presidennya mencoba melindungi muslim myanmar,"cerita Fahri.

Indonesia sebelumnya sudah komit kata Fahari, guna membantu negara-negara konflik seperti Palestina dan termasuk Myanmar. Apalagi Indonesia juga sudah berpengalaman kehilangan Timor Leste akibat konflik militer.

"Jadi saat ini presiden Myanmar ini kurang pede, dengan meminta kita untuk membantu masalah ini. Dan apakah bener ada pelanggaran ham berat? Ini tugas Menteri Luar Negeri. Apabila perlu, dipanggil dubes Myanmar. Setelah jelas duduk perkaranya, barulah dijelaskan masyarakat, supaya masyarakat tidak hanya tau masalah ini dari media sosial saja. Kalau soal sikap Indonesia, jelas! Kita akan bantu itu," paparnya.

"Nah ini tugas kalian para wartawan, tanya juga dong kenapa Menlu diam saja? Jadi tanya ya ke Ibu Retno Marsudi itu," pungkas Fahri. ***