MEDAN-Penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara terus dilakukan oleh pemerintah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penanganan pengungsi sinabung dibagi menjadi 3 bagian, pertama, sebanyak 370 KK dari  3 desa di radius 3 km yaitu Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah telah direlokasi di Siosar. Masyarakat telah menempati hunian tetap (huntap) lengkap dengan fasum dan fasosnya.

"Disamping itu juga diberikan ijin pinjam pakai lahan usaha tani dari Kementerrian LHK seluas 0,5 Ha per KK selama 20 tahun. Selanjutnya akan dibantu livelihood melalui kegiatan sosial ekonomi menggunakan dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi. BNPB telah mengajukan dan dalam proses di Kementerian Keuangan," kata Sutopo, dalam siaran pers yang diterima GoSumut, Rabu (2/11/2016).

Kedua adalah relokasi mandiri sebanyak 1.903 KK, melalui dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi tahun 2015. BNPB telah menganggarkan Rp.190,6 milyar sesuai pengajuan Bupati Karo yang tertuang dalam SK Bupati Karo (by name by address).

"Dana tersebut telah ditransfer ke APBD Karo pada Desember 2015 untuk bantuan pembangunan Huntap sebanyak 1.683 KK. Awalnya  relokasi tahap kedua ini adalah 1.683 KK. Namun kemudian Pemda Karo mengusulkan tambahan sebanyak 221 KK sehingga total 1.903 KK warga yang harus direlokasi tahap kedua. Tambahan dana untuk relokasi 221 KK ini telah disampaikan ke Menteri Keuangan dan akan direalisasikan melalui hibah rehabilitasi dan rekonstruksi tahun 2016/2017 dan akan diverifikasi/validasi serta diperkuat melalui SK Bupati Karo by name by address," ujar Sutopo.

Dilaporkan warga yang telah menentukan pilihan lokasi huntap untuk relokasi mandiri sebanyak 651 KK. Relokasi menggunakan pemberdayaan masyarakat. Sisanya sedang dalam proses pencarian lahan.

Beberapa warga akan direlokasi di Siosar yang masih mampu menampung 900-an KK. Sedangkan lahan usaha tani yang sudah menentukan pilihan 600. Diharapkan untuk lahan usaha tani ini selesai pada Desember 2016. Sedangkan pembangunan huntap akan melewati tahun 2016 dan dilanjutkan 2017.

"Sambil menunggu pembangunan huntap maka warga akan tetap diberikan bantuan sewa lahan dan sewa rumah dari dana siap pakai BNPB. Total bantuan relokasi mandiri Rp.110 juta per KK yang terdiri dari bantuan dana rumah senilai Rp 59,4 juta per KK dan bantuan lahan usaha tani senilai Rp. 50,6 juta per KK," jelas Sutopo.

Penanganan ketiga adalah penanganan pengungsi sebanyak 2.592 KK yang saat ini msh berada di 9 pos penampungan pengungsi. Mereka tidak perlu relokasi. Mereka diperbolehkan kembali ke desanya saat kondisi Gunung Sinabung sudah aman. Namun tidak ada yang tahu kapan Gunung Sinabung akan aman atau tidak erupsi. Agar pengungsi tidak terlalu lama di barak pos pengungsian maka BNPB akan membangun hunian sementara (huntara) untuk per KK. Saat ini, BNPB masih dalam proses pembangunan huntara di 6 lokasi.

"Penanganan pengungsi Gunung Sinabung memang rumit. Selain gunungnya masih erupsi, terbatasnya lahan untuk relokasi dan lahan pertanian, juga disebabkan terbatasnya kapasitas di Pemda Karo. Konflik sosial antara pengungsi dengan pemda dan masyarakat juga makin menyulitkan dalam penanganan pengungsi. Kuncinya adalah ketersediaan lahan. Jika lahan tersedia maka proses relokasi untuk huntap dan lahan pertanian masyarakat dapat berjalan cepat. Sebab pengungsi sudah ingin direlokasi. Anggaran dari BNPB juga tersedia. Termasuk dukungan lain dari pemerintah pusat kepada pemda sudah sangat memadai," demikian Sutopo.