JAKARTA - Kiprah kaum muda di jabatan publik seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif menjadi sinyal positif bagi masa depan Indonesia. Kolaborasi anak muda di jabatan publik dan sektor kreatif akan semakin mempercepat akselerasi pembangunan.

Anggota Komisi  X DPR RI Anang Hermansyah mengapresiasi dengan fenomena banyaknya kalangan anak muda yang mengisi jabatan publik seperti di eksekutif, legislatif dan yudikatif di berbagai tingkatan. Fenomena ini menjadi petanda baik dalam proses regenerasi kepemimpinan berjalan dinamis.

"Saya harus katakan, fenomema beberapa tahun terakhir ini menjadi petanda baik dengan banyaknya anak-anak muda yang mengisi jabatan publik," ujar Anang saat mengomentari peringatan hari sumpah pemuda, di gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Dia mencontohkan sejumlah kepala daerah yang dijabat anak muda memiliki akselerasi yang jauh lebih cepat dibanding daerah yang dipimpin bukan oleh anak muda dan memiliki pikiran yang konservatif. "Sebut saja di Banyuwangi ada Mas Azwar Anas, di Bogor ada Kang Bima Arya, di Bandung ada Kang Emil. Karakteristik kepemimpinan mereka inovatif dan adaptif. Itu kan ciri khas  anak muda," bebernya.

Menariknya lagi, imbuh Anang, daerah yang dipimpin oleh anak muda, sektor ekonomi kreatif mendapat perhatian yang penuh. Aktivitas kreatif anak muda didukung dengan kebijakan yang ramah terhadap ekonomi kreatif. "Jika kolaborasi pemimpin muda dengan kelompok kreatif anak muda berjalan dengan baik dan merata di sejumlah daerah, saya kok yakin, ekonomi kreatif benar-benar menjadi tulang punggung dalam perekonomian kita," tambah musisi asal Jember ini.

Terkait dengan pelaksanaan Pilkada serentak pada 15 Februari 2017 mendatang, Anang berharap kandidat dari kalangan muda akan terpilih menjadi pendukung penuh tumbuhnya ekonomi kreatif di daerah. "Seperti Kota Jakarta, jika pemimpinnya diisi oleh kalangan anak muda, saya yakin ekonomi kreatif akan jauh lebih menggeliat. Di kota ini kunci sebagai role model bagi daerah-daerah lainnya. Saya melihat hingga saat ini Jakarta justru hanya menjadi pasar saja, padahal peluang sebagai pusat kota kreatif sangat terbuka lebar, " tandasnya.

Perkembangan industri kreatif dalam setahun terakhir ini mampu menyumbang Rp 642 triliun dari total PDB atau sekitar 7,05 persen. Angka tersebut disumbang dari usaha kuliner sebanyak 32,4 persen, mode 27,9 persen, dan kerajinan sebesar 14,88 persen.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ini juga menjadi penyumbang keempat terbesar yakni sebanyak 10,7 persen atau 11,8 juta tenaga kerja yang disumbang dari mode sebanyak 32,3 persen, kuliner 31,5 persen, dan kerajinan 25,8 persen. "Di konteks ini, pemimpin muda memiliki relevansinya," cetus politisi PAN ini. ***