TAPANULI SELATAN - Kejadian yang menyebabkan seorang warga di Rianiate, Angkola Sangkunur sampai terkena tombak dan satu oknum polisi diserang warga lainnya di Dusun Hamborlang, Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan (Tapsel) diduga kuat berawal dari permasalahan lahan.
Informasi yang didapat dari pihak Polres Tapsel menjelaskan, Minggu (23/10/2016) pagi, Salindan Hasibuan seorang perwira polisi (berpangkat AKP, red) yang bertugas di Mapolres Tapsel berencana mengisi hari liburnya dengan mengerjakan lahan (mengimasi,red) yang diakui miliknya di Dusun Hamborlang, Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Saat itu, Salindan membawa sejumlah pekerja yang terdiri dari beberapa pria dan wanita untuk membantu 'mengimasi' lahannya. Rupanya, setiba di lokasi, Salindan bertemu dengan sejumlah warga lainnya (suku nias,red) yang melarangnya dan orang-orang yang dibawanya untuk bekerja di lahan tersebut.
Sampai-sampai antar mereka sempat terlibat percekcokan, tiba-tiba saja Salindan mengaku dikeroyok oleh sekelompok orang yang melarangnya hingga menyebabkan luka.
"Jadi Pak Salindan lebih dulu dikeroyok oleh warga yang mengaku memiliki lahan itu, karena merasa dianiaya, ia turun dari lokasi bersama pekerja yang dibawanya dan melapor kepada warga sekitar," ungkap Kasat Reskrim AKP Jama K Purba saat dikonfirmasi, Senin (24/10/2016).
Rupanya, warga yang mendapat laporan Salindan dan beberapa warga lain yang ikut bersamanya secara spontan bergerak ke lokasi tersebut. Kurang lebih, sebanyak 50 warga dari Rianiate mencari warga yang menganiaya Salindan dan satu warga bernama Wardan. Sampai di lokasi, rupanya warga yang melarang untuk mengerjakan lahan tersebut sudah lari dan bersembunyi. Namun, tiba-tiba saja, salah seorang warga bernama Bayan Nasution (40) yang ikut terkena lemparan tombak salah satu warga yang kontra.
"Warga yang terkena tombak itu sebenarnya hanya ikut saja, dia mengaku tombak dilempar oleh seseorang dari arah atas bukit. Korban sempat mengelak, namun mengenai bagian belakang pundaknya," terang Kasat dan menerangkan korban masih mendapat perawatan di RSUD Kota Psp.
Setelah itu, warga yang marah mencari para pelaku. Akhirnya, 2 warga dari Dusun Hamborlang yang diduga ikut melakukan penganiayaan ditemukan warga dan selanjutnya diamankan.
"Memang sempat diamuk massa, tapi selanjutnya diamankan warga lainnya. Dan 2 lainnya juga kita tangkap di sekitar lokasi kejadian," terang Kasat yang mengaku sudah mengamankan 4 warga atas nama Sadarman Waruwu (35), Fikar Nduru (32), Edison Jae (36) dan satu wanita Agustina Waruwu (27).
Namun, berdasarkan dari keterangan saksi dan korban, untuk pelaku penganiayaan dengan tombak, pihaknya masih melakukan pengejaran. "Untuk pelaku penombakan masih kita kejar. Jadi ada 2 kasus, pertama penganiayaan bersama-sama, dan penganiayaan dengan tombak yang menyebabkan satu korban mengalami luka," jelasnya.
Kasat menegaskan, permasalahan tersebut tidak ada kaitannya dengan SARA dan murni hanya tindakan penganiayaan yang dipicu masalah lahan. "Jadi tidak ada kaitannya dengan SARA, ini murni penganiayaan. Pemicunya masalah lahan, sebab informasinya lahan itu sudah diganti rugi oleh Pak Salindan, namun dari pihak warga lainnya masih menuntut untuk dibayar," pungkasnya dan hingga kini untuk kondisi di daerah tersebut sudah berangsur kondusif.
Selasa, 25 Okt 2016 10:54 WIB
Gara-gara Lahan di Rianiate, Oknum Polisi Tapsel Diserang,1 Warga Kena Tombak
Warga yang terkena tombak saat mendapat perawatan di RSUD Kota Psp, Senin (24/10/2016).
Editor | : | Arif |
Kategori | : | Tapanuli Selatan, Hukrim, Peristiwa, Umum |