LHOKSEUMAWE - Sisi pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Lhokseumawe terlihat semakin krisis. Hal ini disebabkan karena tidak ada investasi dari daerah lain, dan selama ini hanya ekonomi daerah hanya ditopang oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unimal), Wahyuddin Albra mengatakan, sisi pertumbuhan ekonomi di daerah Lhokseumawe memang agak lambat, karena dipengaruhi oleh beberapa sebab, pertama karena tidak ada investasi dari daerah lain.

“Pengeluaran pemerintah menjadi ujung tombak bagi masayrakat kita, kalau tidak ada investasi dan pembukaan lapangan pekerjaan yang baru oleh pemerintah setempat, maka ekonomi tidak akan pernah meningkat,” ujarnya kepada GoAceh, Kamis (20/10/2016).

Wahyuddin juga menambahkan, seharusnya pemberdayaan masyarakat harusnya diarahkan kepada sektor yang bisa menumbuhkan pendapatan masyarakat. Kalau dilihat dari tahun-tahun ekonomi di daerah sama aja, karena pertumbuhan ekonomi rata-rata di bawah Nasional, kemiskinan masyarakat malah semakin meningkat.

“Harusnya ke depan pemerintah harus lebih meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja dan proyek-proyek terutama di kawasan Kota Lhokseumawe agar tidak terdapat lagi pengangguran-pengangguran,” ungkapnya.

Dia juga menambahkan, menumbuhkan kepercayaan investor untuk berinvestasi itu sangat penting, tanpa ada itu mustahil pertumbuhan ekonomi di suatu daerah bisa berkembang. Lalu, anggaran pemerintah dari APBK (APBD) harus diarahkan kepada pertumbuhan ekonomi, menyiapkan industri tertentu di daerah dan sebagainya.

“Pemerintah seharusnya lebih fokus pada membuka lapangan pekerjaan, dan menyiapkan agar ada yang berinvestasi untuk daerah, kalau itu tidak dilakukan saya pikir Kota Lhokseumawe tidak akan berkembang. Dengan adanya lapangan kerja untuk para pengangguran, maka kriminalitas pun tidak akan marak lagi seperti, pencurian, perampokan dan pengguna narkoba,” tutup Wahyuddin.