PEKANBARU – Perubahan petunjuk teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) berpotensi menjadi salah satu penyebab meningkatnya pertanyaan masyarakat terkait dana yang dialokasikan dari APBN tersebut. Untuk mengantisipasi adanya kebingungan tata kelola BOS, Tanoto Foundation menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Tata Kelola BOS untuk sekolah- sekolah dilingkungan RAPP dan Asian Agri di provinsi Riau dan Jambi. Lokakarya itu diikuti oleh semua kepala sekolah, bendahara, dan operator sekolah group RGE tingkat SD dan SMP, Rabu (5/10) dan Kamis (6/10). Peserta mewakili sekolah swasta yang tersebar di 4 kabupaten di Riau seperti Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Kampar, serta dua Kabupaten dari Provinsi Jambi yakni Batanghari dan Tanjung Jabung Barat.

Lokakarya dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang diwakili oleh Dr. Hj. Dewi Sartika, M.Pd selaku Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Provinsi Riau. Dalam sambutan yang disampaikan oleh  Dr. Hj. Dewi Sartika, M.Pd, Kadisdikbud mengapresiasi atas kontribusi Tanoto Foundation terhadap dunia pendidikan.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Riau, kami mengucapkan terima kasih telah diadakannya lokakarya Tata Kelola Dana BOS oleh Tanoto Foundation dan berharap kegiatan ini akan semakin menguatkan komitmen kita dalam memajukan pendidikan khususnya di provinsi Riau. Diperlukan managerial kepala sekolah dalam pengelolaan dana BOS sehingga dapat melaksanakan “tiga prinsip ketepatan”, yaitu tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat penggunaan. Melalui kegiatan ini hendaknya kita dapat menyamakan persepsi kita, mulai dalam perencanaan baik dalam perencanaan kegiatan BOS, penganggaran, serta pelaksanaan program BOS hingga ke tingkat satuan pendidikan. Oleh karena itu saya sangat mendukung dan memberikan apresiasi diadakannya kegiatan ini yang ditata oleh Tanoto Foundation.”

Manager Tanoto Foundation Regional Riau, Medi Yusva menyatakan bahwa Tanoto Foundation menyelenggarakan Lokakarya Tata Kelola Dana BOS  atas dasar keperluan sekolah terhadap pendampingan berkelanjutan mengenai pengelolaannya seiring dengan dinamika dunia pendidikan.

“Informasi berdasarkan portal bos.kemdikbud.go.id menunjukan bahwa tingkat pengaduan masyarakat terkait dana BOS di provinsi Riau dan Jambi masih menjadi pekerjaan rumah semua pihak terkait. Pengaduan masyarakat tersebut terdiri dari pertanyaan masyarakat, penyimpangan peraturan dan penyimpangan dana. Oleh karena itu perlu diadakannya lokakarya ini sebagai bagian dari pendampingan ke sekolah,” ucap Medi.

Dera Nugraha, School Management Specialist Tanoto Foundation, yang sekaligus menjadi Fasilitator dalam kegiatan tersebut menuturkan bahwa pengelolaan BOS tidak terlepas dari pengelolaan masing-masing sekolah secara keseluruhan.

“Secara sederhana, akurasi perencanaan BOS dan keterukuran peningkatan mutu pendidikan sebagai dampaknya menjadi fokus dalam lokakarya ini. Bicara tentang pengelolaan BOS, tidak akan terlepas dari pengelolaan sekolah secara menyeluruh. Artinya, hampir tidak mungkin kepala sekolah (selaku penanggung jawab BOS tingkat satuan pendidikan) mampu mengelola BOS dengan baik, tanpa kemampuan yang baik dalam mengelola sekolahnya,” tutur kepala sekolah berprestasi tahun 2015 yang  juga pernah menjadi Master Trainer Tata Kelola BOS Kemdikbud tersebut.

Tanoto Foundation juga akan menyelenggarakan kegiatan lokakarya yang sama juga dilakukan di provinsi Sumatra Utara sebagai upaya merencanakan agar dana BOS tepat sasaran dan secara maksimal berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Kegiatan  ini merupakan entitas nyata kepedulian keluarga Sukanto Tanoto sebagai owner RGE group sekaligus founder Tanoto Foundation terhadap dunia pendidikan. ***