ASAHAN - Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur dengan pelaku orang terdekat yang diduga oknum guru kembali terjadi di Labura. Kali ini, aksi cabul terjadi di bus saat pihak sekolah menggelar nonton bersama atraksi lumba-lumba. Adalah AT (41), oknum guru salah satu SD Negeri di Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), mencabuli muridnya yang masih duduk di bangku kelas VI SD.

“Masalah ini sudah kita mediasi dengan menghadirkan oknum guru dan keluarga murid di sekolah beberapa minggu lalu. Sudah ada kesepakatannya. Mengenai hasilnya belum ada dilaporkan sama saya,” ungkap Ilyias Tanjung, salah seorang kades di Kecamatan Aek Atas, Minggu (2/10/2016).

Kepala Desa yang mengepalai 6.445 jiwa penduduk dari 15 dusun itu menegaskan, kesepakatan yang dibuat secara tertulis itu disaksikan kepala sekolah “Sudah ada kesepakatan tertulis dan itu disidangkan di sekolah dengan disaksikan kepala sekolah serta saksi lain seperti pihak keluarga murid yang menjadi korban,” ungkap kades.

Informasi dihimpun, aksi cabul itu berawal ketika pihak sekolah membawa murid SD menonton atraksi (pertunjukan) Lumba-lumba di lapangan parkir Suzuya Mall Rantauprapat pada Selasa (20/9/2016).

Di perjalanan saat menumpangi bus, oknum guru AT melakukan aksi bejatnya terhadap muridnya sendiri. Mendapat perlakuan tidak senonoh, korban awalnya tidak berontak karena ketakutan.  Oknum guru kemudian mengancam murid itu untuk tutup dan mengiming-imingi uang sebesar Rp 10ribu dan dijanjikan akan berjumpa kembali.

Mendapat perlakuan tidak senonoh tersebut, korban kemudian menceritakan kepada teman sekelasnya. Akhirnya masalah itu dilaporkan kepada orang tua korban.

“Dikasih aku uang Rp10ribu. Lalu katanya, kau jangan jauh-jauh, nanti sini aja sama bapak,” ungkap korban yang diterangkan di atas kertas dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh oknum pelaku, kepala desa serta pihak sekolah.

Masih dalam pernyataan itu, korban juga menjelaskan bahwa oknum guru yang diduga mencabuli muridnya selayaknya diberhentikan dari tugasnya sebagai seorang guru. “Dia habis main handpone, lagi liat-liat fesbuk. Abis itulah aku dicabulinya,” tambah korban.

Kepala Sekolah M Yakub Siagian belum bersedia memberikan komentar, demikian orang tua korban, HH dan NM masih enggan memberikan penjelasan.

Terpisah, Kapolsek Aek Natas AKP Bilman Situmeang ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah mengetahui adanya insiden tersebut. “Sudah kita monitor masalah itu. Pihak intel sudah melaporkan hal itu, tapi belum ada laporan secara resmi ke polsek makanya tidak kita dalami,” ungkap Bilman.