MEDAN - Dalam beberapa hari terakhir ini, hujan deras terus melanda Kota Medan. Akibatnya, kota terbesar keempat ini kerap dilanda banjir.

Praktisi Kesehatan Sumatera Utara, dr Umar Zein mengungkapkan, kondisi seperti ini sangat rawan dan dapat menyerang kesehatan warga di kota ini. Salah satunya yang paling mengancam yakni Demam Berdarah Dangue (DBD). "Kalau banjir ini, penyakit yang paling berkaitan dengannya adalah DBD. Malam harinya hujan deras, tapi pada siang harinya justru panas terik," jelas Umar Zein, Kamis (29/9/2016) sore.

Meski banjir tidak tidak begitu lama, namun, menurut Umar Zein, berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk tetap sangat memungkinkan terjadi. Sebab, container-container yang ada di lingkungan sekitar kediaman masyarakat, tetap dapat menampung air. "Misalnya di tempat pembuangan atau tempat-tempat yang tidak terpantau. Walaupun banjir sudah surut, tetapi container-container yang dapat menampung air, belum tentu tidak terjadi genangan,," jelasnya.

Analisis yang dilakukannya ini, bukan tanpa sebab. Kecenderungan penderita DBD tampak mengalami peningkatan. Dalam sebulan terakhir ini, setidaknya 10 pasien berobat di kliniknya akibat terserang DBD. "Biasanya dalam sebulan hanya ada 1-5 pasien saja. Ini menunjukkan, adanya indikasi peningkatan penyakit. Belum lagi dengan pasien yang berobat di rumah sakit," terangnya.

Untuk itu, Umar Zein mengimbau agar masyarakat dapat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing. Kepada Dinas Kesehatan, dirinya meminta agar meningkatkan penyelidikan epidemologi. "Agar penemuan kasusnya dapat ditingkatkan. Supaya masalah penyakit DBD ini dapat diatasi," ujarnya.

Selain DBD, kata Umar Zein, kondisi ini bisa menimbulkan penyakit diare. Sebab, kandungan air yang terdapat pada genangan air mengandung banyak bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tersebut. "Kalau sampai terjangkit ke makanan dan minuman, penyakit ini mungkin saja bisa terjadi," pungkasnya.