SAMOSIR - Beberapa masyarakat Kabupaten Samosir berharap aparat penegak hukum segera turun memeriksa adanya gugaan peyimpangan biaya yang digunakan Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samosir dalam pencarian jatuhnya helikopter di Danau Toba tepatnya di Kecamatan Onan Runggu Samosir bulan Oktober 2015 lalu.
Biaya sebesar Rp351 juta dari APBD TA 2015 dengan judul anggaran "Belanja Tidak Terduga" diduga diselewengkan hingga tumpah tindih dengan biaya yang dikeluarkan oleh PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS) dan TNI/Polri yang juga turut melakukan pencarian di lokasi jatuhnya helikopter.

"Kami berharap, aparat penegak hukum bisa merespon persoalan ini dan menelusuri kebenaran ini, sebab ini bukan biaya yang kecil dan jumlahnya sangat besar," ujar Tokoh Pemuda, P Naibaho kepada GOsumut, Rabu(28/9/2016).

Hal senada juga disampaikan, Ketua LSM Komisi Pemantau Pembangunan Perpajakan Indonesia (KPPPI) Ranto Limbong didampingi Sekretarisnya Elvis Fernando, belum lama ini dihadapan beberapa media.

Ranto mengatakan, pihaknya sudah merampungkan penelusuran dan sudah mengumpulkan data data terkait dugaan kasus biaya pencarian helikopter sebesar Rp 351.050.000 yang diduga mark up.

"Data data sudah kami telusuri dan saya berharap Bupati Samosir Rapidin Simbolon ikut berperan aktif memberantas KKN demi terciptanya Samosir yang bersih," harap Ranto.

Sementara, Elvis Fernando mengatakan setelah data terkait dugaan mark up ini rampung, pihaknya akan segera melaporkannya ke penegak hukum.

"Yang pasti tidak ada logikanya, pencarian hanya 5 hari tapi menghabiskan dana hingga Rp 350 juta lebih. Selain itu, dana yang digunakan BPBD Samosir ini diduga tumpang tindih dengan dana dari PT PAS dan TNI/Polri yang juga mengeluarkan anggaran," terangnya.

Kepala BPBD Samosir, Jaingot Banjarnahor saat dihubungi menerangkan, anggaran sebesar Rp 351 juta dari ABPD TA 2015 diperuntukkan untuk biaya makan bagi para tim pencari. Para tim mulai dari unsur TNI, Polri, SAR dan
masyarakat selama 5 hari.

Kemudian, untuk biaya pembuatan lampu di tenda tenda serta beberapa biaya lainnya. Sehingga, diakuinya, total yang makan selama 5 hari tercatat berjumlah 900 orang.

"Semuanya anggaran yang lima hari itu untuk keperluan pencarian dan untuk biaya makan para tim. Dan, semuanya bisa dipertanggungjawabkan," katanya.