PADANG LAWAS - Sejumlah titik api yang berada dikawasan Hutan Marga Satwa Kabupaten Padang Lawas (Palas) sulit dipadamkam. Kondisi diselimuti kabut asap dan hawa panas api dirasakan sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kepala Desa Sayurmatua Kecamatan Barumun Amal dan Kepala Desa Pintu Padang Zulpan Daulay Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas (Palas) mengatakan, titik api yang membakar kawasan hutan berada di dataran tinggi dan jauh dari permukaan air, sehingga masyarakat juga tidak bisa melakukan pemadaman secara dekat. “Akibatnya upaya kebersamaan kami untuk memadamkan api tidak berjalan maksimal, karena masyarakat tidak tahan dengan panas api, serta kabut asap yang membuat sesak pernafasan,” ungkap mereka kepada GoSumut, Senin (26/9/2016).

Mereka juga menyampaikan upaya melakukan pemadaman api hingga kini (Senin, red) pihaknya belum mendapatkan bantuan pemadaman dari pihak manapun. Walaupun sebelumnya Mereka telah meminta nomor telepon  dan menghubungi pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Palas untuk memberitahukan kejadian kebakaran itu sekaligus meminta bantuan pemadaman berama-sama. Akibat keterbatasan kekuatan pemadaman itu, Mereka ang hanya mengandalkan tenaga dari sekitar 15 orang masyarakatnya, kini tidak fokus lagi untuk pemadaman dan sekarang pihaknya hanya melakukan pembatasan hingga api tidak merambah dan meluas, dengan teknis melakukan pembersihan semapunya dengan memanjang selebar 15 meter.

"Memang dari Dinas Kehutanan datang orang itu, pada malam hari kerumah tetapi hanya sebatas nanya doangnya, sepengetahuanku belum pernah ada ke lokasi". Kesal Amal, yang sebelumnya menduga kebakaran hutan itu di akibatkan, sisa apai yang di padamkan pada musim kebakaran beberapa waktu lalu menyala kembali, karna dari informasi yang dihimpunya dari masyarakat hingga saat ini, masyarakatnya tidak ada yang melakukan pembakaran lahan.

Amal kembali memberitahukan saat ini, selain di lokasi Paya Siombob (Kawasan hutan marga satwa) juga sudah ada di wilayah desa tetangganya yakni Desa Hutarimbaru tepatnya lokasi hutan Mandurana.

Kejadian Serupa juga terjadi didesa Pintu Padang, saat ini ada dua lokasi titik kebakaran di daerah desa itu yang juga masih dalam kawasan hutan marga satwa, satu di lokasi namanya Sinadoras satu lagi di Gunung Sosopan.

"Kita ini juga ada kebakaran sudah sekitar empat hari, di dua titik satu berbatasan dengan wilayah Desa janjilobi (Sinadoras). Kita juga sudah melakukan pemadaman berama masyarakat sekitar dua hari, secara bergantian namun kita tetap ngak mampu, dan lokasi kebakaran belum bisa perkirakan," tutur Zulpan.

Sebelumnya  Kepala Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Palas Ali Amri, saat di konfirmasi mengatakan hari ini (Senin, red) sudah melakukan kordinasi kepada sejumlah Pemerintah Desa (Kepala Desa) daerah lokasi kebakaran hutan. Serta menyampaikan bahwa anggotanya sedang berada di sejumlah titik kebakaran se- Kabupaten Padang Lawas.

Sementara Plt Kasi Konservasi Tanah dan Air Dinas Kehutanan dan Perkebunan Palas Ramadan Gustika, saat di hubungi mengatakan sedang berada dalam perjalanan usai dari lokasi kebakaran di wilayah kawasan hutan marga satwa dan sedang menuju kelokasi kebakaran tempat lain di kwasan hutan produksi terbatas ( Ex Register 39) di daerah 6 Desa yakni, daerah hutan Desa Sabarimba, Limbong dan Desa Binabo Kecamatan Barumun, juga Desa Pagaran Dolok dan Sangkilon Kecamatan Lubuk Barumun.

Ramadan menyampaikan bahwa pada musim kemarau saat ini dalam kuran waktu 4 hari belakangan ini, di kawasan hutan marga satwa titik api kebakaran ada sekitar lima titik, dan di kawasan hutan produksi ada dua titik, namun pihaknya belum dapat memberitahukan secara pasti dimana lokasinya dan luasan lokasi terbakar. Kebaran itu di duga kuat dibakar oleh para masyarakat yang sedang membuka lahan perkebunan.

"Dikawasan  kawasan hutan marga satwa ada sekitar lima titik dan di hutan produksi terbatas ada dua, namun itu baru informasi sementara, kita masih melakukan cek lapangan, selain untuk mengetahui lokasi kebakaran juga langkah yang akan di ambil untuk pemadamannya. Kebaran itu diduga 90 persen ulah masyarakat, 10 persen unsur panas alam yang mengakibatkan terjadinya percikan api yang mengakibatkan kebakaran," terang Ramadan.

Lebih lanjut Ramadan menjelaskan terkait kebakaran hutan kawasan marga satwa itu, sudah disampaikannya kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Utara, dan dari informasinya besok, Selasa (27/9/2016) akan turun ke lokasi kebakaran.

"Hutan itu (Kawasan Hutan Marga Satwa) pengelolanya BKSDA Porvsu, peristiwa kebakaran itu, tadi sudah kami sampaikan,”ungkapnya mengakhiri.