MEDAN - Pengamat perbankan, Muhammad Anshori Tarigan meminta agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mengevaluasi kinerja direksi dan komisaris Bank Sumut.

"Banyak kasus korupsi yang terjadi di bank Sumut, seperti pembobolan kas sebesar Rp. 2,9 miliar di kantor Cabang Kabanjahe yang melibatkan Kepala cabang dan kasusnya sampai sekarang belum dituntaskan, begitu juga kasus korupsi pengadaan mobil dinas, gugatan perdata rekanan kepada Bank Sumut yang kasusnya masih bergulir," ujar Anshori Tarigan kepada GoSumut, Senin (26/9/2016).

Semua kasus kejelekaan ini, menurutnya, disebabkan lemahnya pengendalian operasional dan ketidakmatangan pimpinan Bank yang menyebabkan memburuknya reputasi BUMD ini.

"Saya khawatir, pada gilirannya Bank ini akan ditinggalkan oleh masyarakat apalagi sudah tercermin dengan semakin menurutnya dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito per Juni 2016," katanya.

Ia menyebutkan, bila dibanding dengan BPD lainnya, Bank Sumut adalah adalah 2 Bank yang terburuk kinerjanya jika dibandingkan dengan BPD lainnya di Indonesia.

Padahal lima tahun sebelumnya, Bank Sumut termasuk yang terbaik kinerjanya di pulau Jawa.

"Bank Sumut dalam tiga tahun ini, terus mengalami tren negatif, karena dipimpin oleh Direksi dan Komisaris yang tidak berkompeten. Sehingga salah urus. Jika tak diambil tindakan dan terobosan, dikhawatirkan kondisi Bank Sumut akan semakin terpuruk dan sulit diperbaiki," sebutnya.