TAPANULI SELATAN- Ratusan massa yang berasal dari sejumlah desa antar Kabupaten Tapsel dan Madina terlibat bentrok, Senin (19/9/2016) tengah malam. Akibatnya, 7 rumah rusak, 4 warga mengalami luka, dan 2 mobil nyaris hancur. Bentrokan itu dipicu dari postingan status FB (Facebook) dengan nama akun berinisial TDS berusia pelajar, warga Aek Badak, Desa Huta Pardomuan, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapsel. Dalam akun yang mengatasnamakannya itu, terdapat postingan, status dan komentar yang melecehkan salah satu agama.

Dari informasi yang dikumpulkan, akibat bentrok tersebut sebanyak 7 rumah warga di Desa Huta Pardomuan rusak, 4 warga mengalami luka, dan 2 mobil nyaris hancur diamuk massa. Beruntung, pihak aparat keamanan gabungan yang respon terhadap masalah tersebut langsung melerai dan meredam sehingga tidak begitu besar dan meluas.

"Jika melihat situasi tadi malam, kita juga merasa sangat takut dan cemas. Apalagi sempat terdengar ada teriakan massa mau melakukan pembakaran," ungkap warga Huta Pardomuan, Hutapea yang langsung mengevakuasi keluarganya ke kampung lainnya, Rabu (21/9/2016).

Dia menceritakan, pada Malam itu, sebelum petugas dari aparat keamanan datang, situasi di desa yang berbatasan dekat dengan Kabupaten Madina itu sempat mencekam. "Ya takutlah, apalagi massa yang datang jumlahnya ratusan," sebutnya dan mengaku massa ada yang membawa senjata tajam, kayu sambil berteriak dan mengancam.

Menurutnya, kedatangan massa dari sejumlah desa yang masih bertetanggaan dengan kampung mereka itu dipicu adanya status dan komentar di FB, yang diduga milik salah seorang warga mereka.

"Memang yang kami dengar dan kami tahu gara-gara tulisan di facebook yang melecehkan salah satu agama, yang mana facebook itu atas nama salah seorang warga kami," tukasnya dan dibenarkan warga yang lain.

Namun, ungkap Hutapea, soal tulisan di FB itu sudah ada sejak 2 bulan yang lalu dan akhirnya menjadi masalah. "Dan yang bersangkutan juga sudah kami tanyai, facebook itu memang punya dia (TDS,red), tapi sejak 2 bulan lalu tidak digunakannya lagi. Dan ada oknum yang mem'bajak'nya serta sengaja memancing dan memprovokasi, seolah-olah dia yang membuatnya," tegasnya dan mengaku TDS merupakan putra yang ayahnya merupakan salah satu anggota DPRD di Tapsel.

Sementara itu, Kapolres Tapsel AKBP Rony Samtana yang begitu mendapat kabar langsung turun ke lokasi mengatakan, pihaknya sudah berkordinasi dengan unsur Muspida dari 2 Kabupaten yang ada serta aparat keamanan lainnya, guna meredam dan menyelesaikan masalah tersebut.

Hingga, Selasa (20/9/2016) jelang malam, seluruh pihak bersepakat untuk tidak membuat masalah tersebut berlanjut dan meluas lagi.

"Kita minta kepada seluruh masyarakat untuk tetap kondusif, saling menjaga dan jangan mudah terprovokasi," tukasnya dan sudah meminta bantuan sebanyak 650 personil aparat keamanan untuk stand bye dan berjaga-jaga di sejumlah lokasi di beberapa desa yang dinilai rawan.