JAKARTA - Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX 2016 terus menampung berbagai keluhan pelaksanaan multievent dari para kontingen. Bahkan, komplain beragam ini diakomodasi dalam rapat harian selama pelaksanaan PON.

Rapat perdana PB PON digelar di Trans Luxury Hotel Kota Bandung, Jawa Barat pada Senin, 19 September 2016 yang dihadiri 34 kontingen.

"Ini dilakukan agar segera ada perbaikan jika ada keluhan-keluhan," ujar Ketua Harian PB PON XIX, Iwa Karniwa, Selasa, 20 September 2016.

Iwa menuturkan, dari keluhan-keluhan yang diterima, dipastikan terselesaikan dengan solusi yang tepat agar masalah tidak berkelanjutan.

?Aksi Boikot Terjadi di Judo PON 2016. Pada rapat pertama, Iwa mengaku terdapat masalah yang mencuat. Salah satunya ada peserta cabang olahraga tertentu mengeluh tentang kinerja dari kepanitiaan.

Tidak hanya itu, adanya praktik permintaan sumbangan oleh relawan terhadap atlet, hingga permintaan agar atlet ditempatkan di satu tempat yang sama.

Beragam permasalahan pun langsung dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk segera dicari jalan keluarnya. "Ini langsung kami selesaikan," katanya.

Kekisruhan juga terjadi di Polo air, bahkan aparat Keamanan dari TNI juga mengintimidasi para pemain. Atlet Sulsel bahkan menjadi korban pemukulan.

Selain itu Tim Polo Air DKI Jakarta juga merasa diperlakukan tidak adil. Kericuhan bahkan terjadi saat pertandingan. "Tidak semua warga DKI itu the Jack, dan kami juga bukan musuh Viking, tapi kenapa kemarahan kalian dilampiaskan ke kami," ujar salah satu pemain Polo Air DKI. ***