MEDAN - Munculnya tanggapan dari Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara Brigjen Pol Andi Loedanto yang menyebutkan, Sumatera Utara masuk peringkat pertama peredaran narkoba tertinggi di Indonesia. Ditanggapi serius pengamat sosial, Shohibul Anshor Siregar. 
Menurutnya, kejadian tersebut bersumber dari penegak hukum sendiri. "Karena oknum penegak hukum itu banyak dan seringnya bermain mata dengan Bandar Narkoba sehingga dari situ mereka mendapatkan pulus," kata Shohibul kepada GoSumut, Selasa (20/9/2016).

Menurutnya, kalau benar Aparat penegak hukum itu menjalankannya tugasnya, tidak akan begini Sumut ini. "Saran saya harus ada sikap yang tegas dari Kapolri dan Presiden Jokowi," ujarnya.

Sebab Presiden Filipina yang baru, lanjut Shohibul punya target enam bulan menghabisi bandar narkoba dari Philipina dan mengambil sikap tegas dengan tembak ditempat terhadap bandar narkoba walaupun dia dituduh melanggar HAM dan dia tidak perduli yang penting menyelamatkan negaranya.

"Sekarang presiden Jokowi kita minta berani apa tidak membuat target seperti itu, dalam satu Jokowi harus bisa menyelesaikan masalah Narkoba di Indonesia," tegas Shohibul.