MEDAN - Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Sumut, NG Hikmet melalui Koordinator Program Tular Vektor dan Zoonosis Dinkes Sumut, Teguh Supriadi menyebutkan, filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria. Cacing ini hidup di saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan gejala klinis atau kronis.

Gejala penyakit yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk ini, biasanya dimulai dengan demam kurang lebih tiga hingga lima hari. “Jika beristirahat, maka demam akan mereda. Namun, jika bekerja berat, demam pun akan muncul kembali,” ujar Teguh, Rabu (14/9/2016).

Selain demam tiba-tiba, gejala lainnya bisa juga berupa pembengkakan pada daerah pangkal paha serta ketiak. Bahkan pada wanita, akan mendapati bagian payudara yang juga ikut membengkak. Pembengkakan ini, bisa menjadi abses atau nanah yang dapat pecah dan meninggalkan parut.

Secara terpisah, dokter spesialis patologi anatoni, Delyuzar, menjelaskan cacing filaria hidup di dalam darah, tepatnya di jaringan bawah kulit bisa di kaki, testis dan mata. Kalau malam hari, bisa di dalam darah di ujung jari. Cacing ini masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk filaria dengan masa inkubasi yang berbeda-beda tergantung jenis nyamuknya.

Menurut pria yang juga Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) ini, filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karenanya, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat. Filariasis, sebutnya, diobati dengan memakan obat untuk membunuh cacing yang ad. Meskipun dilakukan operasi, maka si pasien harus direkonstruksi untuk memulihkan kecacatannya.