MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Wilayah I memprakirakan, Sumatera Utara berpotensi terjadinya hujan es. Hal ini terjadi apabila pada waktu siang hari di suatu daerah mengalami panas ekstrim. Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I, Sunardi SKom, menjelaskan hal ini terjadi dikarenakan air hujan masih berbentuk kristal atau es yang sampai ke bumi tidak mencair sempurna. "Hujan es ini terjadi karena air hujannya (masih berbentuk kristal atau es) seperti itu. Sehingga air (hujan) yang sampai ke bumi tidak mencair sempurna," jelas Sunardi, Selasa (13/9/2016).

Sejauh ini, BMKG tidak bisa memprediksi wilayah mana saja yang akan terjadi hujan es. "Kita belum bisa memprediksi daerah mana saja, karena sifatnya sangat lokal," sebut Sunardi.

Wilayah Sumut ini, sambungnya, sepekan ke depan masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. "Puncak hujan diprediksi di akhir September sampai dengan Oktober," ujarnya.

Untuk kecepatan angin, Sunardi menyebutkan, terjadi 10 - 20 knot. "Kalau ketinggian gelombang di perairan Sibolga-Nias, dua hingga 3.5 meter," jelasnya.

Di musim hujan ini, angin puting beliung diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah Medan, Deliserdang, Sergai, Simalungun, Batubara, dan Langkat. "Begitu juga dengan longsor. Ini berpotensi di daerah lereng pegunungan seperti Kabupaten Karo, Pakpak Bharat, Dairi, Taput dan Tapsel," tuturnya.