MEDAN - Ketua Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Sumatera Utara, Amin Wijaya,
mengungkapkan, banyak perusahaan obat yang kini terpaksa memilih untuk memangkas produksi obat non generik yang mereka hasilkan. Hal ini dilakukan dikarenakan penjualan obat non generik mengalami keterpurukan. Sementara, untuk obat generik, produksinya lebih ditingkatkan.

"Ada pabrik yang memang memangkas produksi (obat) non generiknya, dan lebih meningkatkan produksi generik. Ini harus dilakukan, jika bisnisnya tidak ingin terpuruk," aku Amin Wijaya, Selasa (13/9/2016).

Namun, sambungnya, yang paling berdampak signifikan akibat situasi ini adalah pihak distribusi seperti apotik. Penurunan penjualan obat, sangat begitu dirasakan.

"Kalau BPJS itu kan obatnya e-katalog. Jadi, sudah ada tendernya. Sedangkan pihak distribusi kan tidak bisa, makanya seharusnya dalam BPJS ini mereka juga dilibatkan," imbuhnya.

Meski demikian, GP Farmasi sangat mendukung pemakaian obat generik di masyarakat. Sebabnya, dengan obat generik, beban masyarakat untuk mendapatkan obat lebih ringan.

"Kalau kita di GP Farmasi sudah lama mendukung pemakaian obat generik ini. Karena akan sangat membantu masyarakat," pungkasnya.