JAKARTA - Isu soal adanya kemasan makanan berlabel Kementerian Agama RI temuan yang didistribusikan kepada semua jamaah haji asal Asia Tenggara terjawab.

Muassasah Asia Tenggara mengaku bahwa pihaknyalah yang mendistribusikan katering berlabel Kementerian Agama pada jemaah haji yang tinggal di Maktab 51. Mereka adalah jemaah haji furoda (non kuota) yang berasal dari beberapa negara seperti Kamboja, Filipina, termasuk juga Indonesia.

"Kita minta maaf sama Kemenag. Itu kekeliruan kita," ujar Ketua Muassasah Asia Tenggara Mohammad Amin Indragiri saat jumpa pers di Kantor Satgas Arafah, Minggu (11/09) petang, seperti dilansir situs Kementerian Agama.

Permintaan maaf ini disampaikan Amin sehubungan adanya temuan mengenai makanan dengan kemasan box berlabel Kemenag tapi diberikan kepada bukan jemaah haji Indonesia.

Mendengar informasi tersebut, tim PPIH Arab Saudi segera melakukan monitoring ke Maktab 51. Selain itu, PPIH juga menemui pimpinan Muassasah sebagai pihak yang bertanggung jawab dengan distribusi katering tersebut.

Dari hasil penelusuran tersebut, diketahui bahwa makanan itu didistribusikan untuk jemaah furoda yang tinggal di Maktab 51.

Muassasah Asia Tenggara melayani katering untuk 26 maktab jemaah haji Indonesia. Menurut Amin, selain Indonesia, muassasah juga menerima kontrak untuk melayani katering 2014 jemaah haji furoda yang ditempatkan di Maktab 51.

Amin mengaku tidak sengaja menggunakan penutup kemasan katering dengan tutup yang berlabel Indonesia. "Insya Allah kalau ada umur, tahun depan kekeliruan yang semacam ini tidak terulang," katanya.

Namun demikian, Amin mengaku kalau makanan yang disajikan juga masakan bercita rasa Indonesia. Sebab, lanjut Amin, jemaah furoda yang berasal dari berbagai negara itu memang lebih memilih menu masakan Indonesia.

"Kami tidak bisa melarang atau tidak menyajikan makanan Indonesia karena ini permintaan mereka," kata Amin.

Menurut Amin, masyarakat Saudi juga termasuk penggemar masakan Indonesia. "Setiap hari Jumat dan Sabtu lebih senang menu masakan Indonesia. Hampir 70 persen masyarakat Saudi senang masakan Indonesia, karena cita rasa enak dan bumbu-bumbunyab bisa diterima orang Saudi," tegasnya.

Selain menyampaikan permintaan maaf secara lisan, pihak Muassasah juga menyampaikan permintaan maaf secara tertulis kepada Kementerian Agama yang ditandatangani langsung oleh Ketua Muassasah.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid ragu ada pegawai Kemenag yang bermain. "Saya ragu ini ulah aparat kemenag karena kami sudah diskusi dan sudah melakukan pengawasan dan ragu aparat Kemenag berbuat seberani itu," jelas Sodik.

Meski begitu, harus diselidiki lebih jauh apakah hal itu terjadi akibat ulah pihak maktab, catering atau ulah oknum lain.

"Kami segera laporkan hal ini ke Menag dan Ketua Komisi VIII dan Timwas Haji 2 yang ada disana," tegas politikus Gerindra ini.

Karena menurutnya, keberadaan kemasan makanan berlabel Kemenag RI untuk jamaah haji asal Asia Tenggara tersebut berisiko tinggi terhadap nama bangsa Indonesia. ***