JAKARTA - Beberapa hari lalu, badan penerbangan Amerika Serikat (FAA) mengeluarkan aturan resmit terkait Galaxy Note 7.

Mengikuti peraturan tersebut, Garuda Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi tentang pengguna yang membawa Galaxy Note 7.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa setiap penumpang Garuda Indonesia yang memiliki perangkat Samsung Galaxy Note 7 untuk dapat me-nonaktifkan perangkat tersebut setiap saat selama penerbangan, dan penumpang dilarang untuk mengisi ulang baterai perangkat tersebut selama dalam pesawat," tulis Garuda Indonesia. Selain itu, Garuda juga melarang penumpang memasukkan Note 7 ke dalam bagasi.

Garuda bukan satu-satunya maskapai penerbangan yang melarang para penumpangnya untuk menyalakan Galaxy Note 7.

Singaporean Airlines juga memberikan peringatan pada para penumpangnya untuk tidak memasukkan smartphone terbaru dari Samsung itu untuk dimasukkan ke dalam bagasi atau mengisi baterai smartphone itu atau menyalakannya dalam pesawat.

Selain itu, melalui keterangan resminya, maskapai AirAsia juga menyatakan pelarangan penggunaan Galaxy Note 7 di dalam penerbangan mereka.

"Semua penumpang pengguna AirAsia dan AirAsia X harus mematikan Samsung Galaxy Note 7 mereka sampai tujuan. Smartphone tersebut juga tidak boleh masuk ke dalam bagasi selama perjalanan."

Kekhawatiran ini bukannya tidak beralasan. Sejak diluncurkan di awal Agustus lalu, telah ditemukan puluhan kasus Galaxy Note 7 yang meledak.

Samsung mengatakan, hanya ada 24 unit dari 1 juta unit yang memiliki risiko meledak. Meskipun begitu, mereka tetap menarik semua Galaxy Note 7 yang telah beredar. Samsung juga menawarkan kompensasi pada orang-orang yang telah membeli smartphone terbarunya. Meskipun begitu, tetap ada kasus tentang Galaxy Note 7 yang terbakar, seperti yang terjadi di Florida. ***