MEDAN - Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap 8 September harusnya dijadikan sebagai bahan refleksi bagi masyarakat Indonesia. Sebab, aksara yang tak dapat dilepaskan dari dunia literasi dan membaca, sedang dalam kondisi yang memprihatinkan.


Inisiator Gerakan Boemi Poetera, Tengku Zainuddin mengatakan, masalah tersebut harusnya dapat menjadi bahan refleksi masyakarat Indonesia dalam memeringati Hari Aksara Internasional.

"Aksara mengarah pada literasi. Kalau kita bicara literatur, sangat banyak yang kita miliki. Hanya saja, literatur itu memfosil di rak-rak buku dan perpustakaan," kata Zainuddin saat diwawancarai GoSumut, Minggu (11/9/2016).

"Kemampuan cendekiawan kita yang tidak dapat dinikmati khalayak banyak, itu akan menyebabkan masyarakat lupa dan meninggalkan budaya dan leluhurnya," timpalnya kembali.

Untuk itu, dirinya menekankan, budaya membaca dan literasi harus diperkuat untuk menghadapi dinamika zaman.

"Budaya membaca dan literasi sangat penting untuk menghadapi zaman. Kita harus kuatkan itu. Dan ingat, membaca tidak hanya membaca tulisan, tapi juga membaca fenomena yang ada," pungkasnya.