BAGANSIAPIAPI - Nelayan Rokan Hilir yang biasa melaut diperairan 12 mil laut dari pantai kuala Bagansiapiapi merasa resah dengan meningkatkatnya intensitas pengguna jaring pukat harimau yang beroperasi diwilayah laut tersebut. Bahkan jumlahnya kian hari kian bertambah. ''Hari ini saja jumlahnya mencapai 25 kapal. Hampir semua kapal tersebut bertonase minimal 500 GT. Jika dilihat dari warna kapal nya, kemungkinan dari Sumatera Utara," kata Junaidi, Ketua Kelompok Nelayan Bagansiapiapi kepada GoRiau.com, Minggu (11/9/2016).

Jumadi menegaskan, jika Dinas Perikanan punya itikad baik untuk mengamankan biota laut agar tetap terjaga, tentu harus turun menangkap para penjarah ikan yang menggunakan alat tangkap yang nyata-nyatanya sudah melanggar undang-undang. Namun setiap pengaduan yang mereka sampaikan selalu mendapat tanggapan dingin dari dinas tersebut.

''Jika Dinas Perikanan turun sekarang. Saya yakin kapal trawl tersebut pasti tertangkap. Ini nggak, setiap kita minta turun, Kadis Perikanan selalu berdalih bahwa pengawasan dilaut sudah diambil alih propinsi,'' cetusnya.

Sementara itu, menanggapi keluhan dari para nelayan, Kadis Perikanan Rokan Hilir, Muhammad Amin belum bisa dimintai penjelasannya. ***