JAKARTA - Kerusakan hutan dan lahan yang dilakukan perusahaan sawit di Riau bakal berkepanjangan. Betapa tidak, aparat penegak hukum yang diharapkan menjadi benteng dan pelindung hutan dan kawasan lindung ternyata justru kompromi dengan para perusahaan pengrusak hutan dan lahan.

Demikian disampaikan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup Andi Fajar Asti, Minggu (5/9/2016) malam.

Meski pihak Polda Riau sudah menggelar konfrensi pers dan membantah bahwa pertemuan tersebut merupakan sebuah kebetulan. Namun PP Pemuda Muhammadiyah belum percaya seratus persen.

"Persekongkolan ini tercium saat beredarnya foto-foto pemilik perusahaan dengan perwira Polda Riau lagi pesta di sebuah hotel di Riau. Pemilik perusahaan PT. Andika Permata Sawit Lestari bersama perwira Polda kelihatan sangat akrab yang ditandai dengan minuman beralkohol yang saling bersulang, kalau berkilah memang mudah, tapi demi kebenaran Polri wajib mengusutnya," jelasnya.

Menurut Andi, tindakan perwira Polda Riau tersebut sangat melukai perasaan masyarakat yang menderita akibat kabut asap. Apalagi, kebakaran tahun lalu mengakibatkan ribuan masyarakat jatuh sakit dan bahkan terpaksa mengungsi. Karena itu, dia mengutuk keras perilaku aparat yang menunjukkan kompromi dengan perusahaan pelaku pengrusakan hutan dan lahan di Riau.

Andi juga meminta pemeriksaan perwira Polda Riau yang terlibat pesta minuman alkohol dalam acara kongkow-kongkow bersama para pengusaha pembakar hutan. Serta perlunya pemecatan terhadap kepala Polda Riau karena membiarkan bawahannya kompromistis dengan para perusahaan pengrusak hutan dan lahan.

"Membentuk tim independen dari lembaga di luar kepolisian untuk emeriksa kembali dokumen perusahaan pengrusak hutan dan lahan yang pernah di SP3-kan oleh kepolisian," tegas Andi.

Masih menurut Andi, dalam tayangan salah satu tv nasional yang membahas soal kongkow-kongkow perwira. Polda Riau juga seakan gugup dan bahkan bingung. "Saya melihat dalam tayangan tv Kapolda saat ditanyai presenter tv juga kelihatan bingung. Bahkan sesekali bertanya ke arah belakang, saya tidak tahu persis mungkin sama ajudanya," pungkas dia. (rls)