MEDAN - Peta wilayah longsor di Sumatera Utara kian meluas. Untuk itu, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, meminta agar pemerintah kabupaten/kota yang terdampak potensi longsor ini agar melakukan antisipasi di daerahnya.

Berdasarkan Peta Early Warning System (EWS) Bahaya Longsor Sumatera Utara September 2016 yang dirilis BMKG I Medan, wilayah yang berpotensi itu, antara lain di Langkat, Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Tengah, wilayah Kota Padangsidempuan, antara Kota Sibolga dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, Nias Barat dan Nias Selatan.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi, Jumat (2/9/2016), mengatakan, wilayah potensi di Langkat itu terlihat di Bahorok. “Masih sedang, belum maksimal. Artinya, potensi (longsor) itu ada,” ujar Sunardi.

Sunardi juga menyebutkan, untuk intensitas curah hujan di wilayah Langkat sekitar 150-200 mm/bulan atau dikategorikan belum berbahaya. “Peta itu maksudnya hanya gambaran saja. (Artinya, dengan gambaran itu, pemkab dapat melakukan antisipasi),” ungkapnya.

Potensi longsor, katanya, ada berbagai kondisi yang menyebabkan tingginya longsor di di suatu wilayah. “Antara lain, curah hujan yang tinggi, sudut kemiringannya 45 derjat, dan intensitas hujannya lebih dari 50 milimeter,” jelas Sunardi.

Tak hanya itu, lingkungan yang jelek seperti hutan gundul, kepadatan penduduk, dan lain sebagainya, juga termasuk parameter yang turut memengaruhi longsor. “Tapi yang jelas, bukan berarti di wilayah longsor itu lingkungannya yang jelek. Bisa saja wilayahnya padat penduduk atau yang lainnya. Namun, potensi longsor itu sudah tercakup dalam parameter yang kita buat,” timpalnya.