JAKARTA - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) terus melakukan pembenahan untuk mengangkat kembali prestasi olahraga Indonesia. Kali ini, Satlak Prima membidik SEA Games Malaysia 2017.

"Pemerintah mentargetkan prestasi Indonesia harus lebih baik dari pada SEA Games Singapura 2015," kata Komandan Satlak Prima, Ahmad Soetjipto pada acara Rapat kerja Satlak Prima menghadapi SEA Games 2017 di Hotel Gumilang Regency Hotel Bandung, Jawa Barat, 31 Agustus hingga 3 Oktober 2016.

Pada SEA Games Singapura 2015, Indonesia berada di peringkat kelima dengan 47 emas, 61 perak dan 74 perunggu. Meski kehilangan cukup banyak emas pada di SEA Games Malaysia 2017 nanti akibat beberapa cabang unggulan Indonesia tidak dipertandingkan.

Menurut penuturan Achmad Soetjipto kepada GoNews.co (GoNews Group) di Bandung, Satlak Prima telah mendata sebanyak 17 cabang olahraga (cabor) bisa diandalkan sebagai pemasok medali emas dari 38 cabang yang dipertandingkan.

"Satlak Prima telah mendata 17 cabor yang akan dimasukkan dalam daftar lini utama dimana atketnya diprediksi mampu menyumbang emas. Kita perkirakan 50 hingga 60 medali emas bakal bisa disumbangkan pada SEA Games Malaysia 2017," katanya.

Dari 17 cabor tersebut, jelas Achmad Soetjipto, akan direkrut 104 atlet potensial. Mereka akan dijaring dari hasil Pekan Olahraga Jawa Barat, 17-29 September 2016.

"Satlak Prima akan menurunkan Tim Monitoring dan Evaluasi yang sekaligus bertugas sebagai talent hunting di PON Jabar 2016 untuk menentukan 104 atlet dari cabor yang masuk lini utama," tandasnya.

Selain cabor lini utama, kata Achmad Soetjipto, Satlak Prima juga akan menentukan cabor yang layak masuk second line. "Cabor yang masuk second line adalah cabor yang atletnya bisa menjadi finalis di SEA Games Malaysia 2017. Cabor second line ini jumlah atletnya tidak lebih dari 200 atlet. Jadi, kontingen Indonesia di Malaysia nanti tidak lebih dari 300 atlet," tukas dia.

Kebijakan Satlak Prima yang hanya mempersiapkan cabor berpeluang emas dan cabor finalis di SEA Games Malaysia itu, menurut Achmad Soetjipto, bertujuan agar investasi yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan prestasi olahraga Indonesia tepat sasaran. (***)