MEDAN - Makmur Hasugian (65) dan Arista Purba (54), orang tua tersangka teror bom gereja IAH (17) memberikan pernyataan mereka di Kantor Peradi Medan, Jalan Sei Rokan, Medan Sunggal. Arista Purba menangis saat menyampaikan pernyataannya atas teror yang dilakukan oleh anaknya tersebut di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan pada Minggu (28/8/2016) lalu.

"Kami selaku orang tua IAH meminta maaf kepada seluruh umat kristiani, khususnya umat Katolik dan jemaat Gereja Santo Yosep atas kejadian ini. Ini kesalahan saya tidak mampu mengawasi anak kami yang masih 17 tahun. Kami tidak ada keinginan untuk merusak keharmonisan antar umat beragama di Medan," kata Arista Purba sambil menangis, Kamis (1/9/2016).

Hal serupa dilakukan oleh Makmur Hasugian. Sambil menangis, ia menuturkan bahwa menurutnya mereka sama sekali tidak menyangka anak bungsu mereka tersebut akan melakukan aksi teror di gereja tersebut.

"Yang saya tau dia taat beribadah, sholat. Tapi pagi itu, saya masih tidur ketika dia keluar rumah. Katanya mau membetuli resleting tas dan mendownload game untuk keponakannya. Kami minta maaf tidak bisa mengawasi dia setiap saat," ungkapnya.