SEOUL - Penyanyi jazz Aceh asal Kota Lhokseumawe Omar Yusuf bersama Erucakra & C Man band tampil memukau di even bergengsi Daegu International Jazz Festival (DIJF) ke-9 di Kota Daegu, Korea Selatan, Senin (29/8/2016).

Lagu Aceh berjudul “Hom hom” mendapat sambutan meriah penonton yang didominasi penikmat musik jazz Negeri Gingseng tersebut.

Empat lagu dibawakan grup band yang pimpin oleh Erucakra Mahameru, seorang komposer kondang asal Medan, Sumut. "Hom Hom" adalah musik etnik yang pertama dibawakan dengan irama musik jazz beraliran khusus, dibuka dengan suara bariton milik Omar Yusuf.

Penampilan tersebut langsung mendapat applause meriah dari penonton. “Hom” berarti tidak mengerti menggambarkan kondisi politik di Aceh, diisi dengan paduan betotan bass Dian Kasta dan solo drum Ruspian, membuat lagu tersebut semakin unik.

Kemudian berlanjut "hold on". Kali ini lead gitar Erucakra dipadukan dengan lirik lagu mendayu dan suara saxophone Brian Harefa.Tak lama berhenti, Erucakra dan Omar CS kembali menghentak panggung dengan lagu "balap liar". Betotan bass Dian Kasta yang juga musisi nasional asal Aceh semakin terasa ditelinga penonton.

Tak ayal penampilan band bergenre neo progressive Jazz itupun mendapat pujian dari Profesor Sang-Jik Lee, guru besar Daegu Arts University yang juga penyelenggara DIJF 2016. “Omar dan teman-teman berhasil membuat acara ini semakin meriah, Tak salah kami mengundang mereka untuk kedua kalinya,” sebut tokoh musik Korsel itu.

Katanya, lagu penutup "Selayang Pandang" lagu etnik Melayu yang diaransir dalam performa jazz telah mengukuhkan genre musik ini sebagai jazz progresif yang diperkaya unsur etnik kedaerahan. Hasilnya adalah sebuah karya seni yang penuh warna. "Karya mereka unik dengan unsur hentakannya. Saya sangat tertarik," tambah Sang-Jik Lee.

Selian itu, komite DIJF 2016 juga menyebutkan Erucakra & C Man sebagai sebuah grup yang versatile atau fleksibel dalam memadukan kedua unsur rock dan jazz.

Sementara Omar saat dihubungi media mengaku sangat senang bisa tampil membawakan lagu Aceh dan melayu di ajang berkelas internasional tersebut. apalagi lagu-lagu yang dibawakan langsung diaransemen oleh Erucakra Mahameru.

“Bahagia sekali bisa tampil dengan mereka yang sudah sangat profesioanal, “Hom-hom” sengaja saya bawakan untuk memperkenal Aceh di kalangan musisi dunia,” sebut Omar Yusuf.

Ia sangat berharap, musisi Aceh lainnya juga bisa mentas di DIJF tahun mendatang. Mengingat ajang itu digelar setiap tahun dan diisi oleh musisi jazz dari berbagai dunia.

DIJF sendiri adalah sebuah even tahunan paling bergengsi. Di sini berkumpul musisi jazz kenamaan dari berbagai belahan dunia. Di pelaksanaan tahun ini berlangsung 29 Agustus sampai 3 September 2016. Pihak penyelenggara menyediakan beberapa panggung (stage) di kawasan perbelanjaan padat pengunjung tersebut.

Erucakra & C Man tampil satu panggung dengan grup jazz asal Korea sebagai band pembuka, dan T.Bones, grup jazz asal Jepang sebagai penutup. Posisi panggung yang strategis karena berada persis di tengah keramaian.

Pada waktu yang sama di panggung lain dalam sebuah taman ada Pill Yoon Group, Hello Jazz, dan grop Korea. Ada juga EMJQ, Home.z, D.A.U, dan beberapa grup jazz asal Korea lainnya.

Di main stage ada Spyro Gyra dan Tuck & Patty. Ada juga Now vs Now, Antonio M.Hart Quartet, dan Ali. Di hari lainnya ada OLD&NEW with Chaka, Jerry Seeco Quintet, Swan Kim Trio, Another Season, MainStreet, JHG, Calmera Osaka Band, Chris Jazz Cafe, BISF Quartet.