MEDAN - Maraknya gelandangan dan pengemis (gepeng) dan anak jalanan yang beroperasi di setiap persimpangan lampu merah di wilayah Kota Medan, ternyata membuat petugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan 'pening tujuh keliling' karena tempat penampungannya tidak ada. Padahal, pihak Disosnaker sejak tahun 2012 sudah mengajukan kepada Walikota Medan dan DPRD Medan terkait pembangunan penampungan bagi gepeng dan anak jalanan hingga saat ini belum terealisasi. "Bagaimana kami bisa berbuat banyak, sementara tempat penampungan untuk para gepeng yang terkena razia tidak ada," kata Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan, Armansyah Lubis ketika dimintai komentarnya di sela-sela kegiatan penyerahan bantuan alat disabilitas, Kamis (01/09/2016) di lobi Kantor Walikota Medan.

Armansyah menyebutkan, pihaknya saat ini hanya memiliki rumah singgah di Jalan Kenanga Medan untuk dipergunakan sebagai pembinaan dan keterampilan bagi gepeng dan anak jalanan selama tiga hingga empat hari. Setelah mendapat pelajaran selama di rumah singgah tersebut, kemudian para gepeng dan anak jalanan dipulangkan ke rumahnya masing-masing. "Jika mereka kembali lagi ke jalanan bagaimana kami tahu," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, keberadaan gepeng dan anak jalanan yang mencari makan di Kota Medan pada umumnya berasal dari daerah luar Kota Medan seperti Pekanbaru, Sergai, Deliserdang, Langkat, Binjai, Batubara.

"Kalau pun ada orang Medan jumlahnya hanya sekian persen saja. Tapi gepeng yang ada di Kota Medan sebagaian besar dari luar daerah yang mencari makan di sini," sebut orang nomor satu di Dinsosnaker Medan ini.

Ketika disinggung soal penyakit kusta, Armansyah Lubis mengatakan, pihaknya sudah berulang kali menyurati Dinsos Sumut untuk menanggulanginya, karena Dinsosnaker Kota Medan hingga saat ini tidak ada rumah sakit yang menangani penyakit kusta.

"Rumah sakit yang menangani penyakit kusta ada di Pemprovsu, makanya kami surati mereka untuk menanganinya," akuinya.

Disamping itu, diharapkan kepada masyarakat agar tidak salah paham terhadap Dinsosnaker Kota Medan terkait menanganan penyakit kusta karena sudah ada yang menanaganinya yakni Pemprovsu.

"Bukannya kami mau buang badan. Tapi, kami tidak bisa karena yang memiliki rumah sakit adalah Pemprovsu agar semua memahaminya," katanya lagi.