MEDAN - Kota Sibolga, Tanjungbalai, dan Binjai, merupakan kota terendah untuk pencapaian imunisasi campak pada balita yang dilaksanakan serentak pada 15 - 27 Agustus di 17 Kabupaten/Kota Sumatera Utara. Berdasarkan data yang diterima, dari 7.696 balita di Kota Sibolga, pencapaiannya hanya 3.798 balita atau sekitar 49,4 persen. Di Tanjungbalai, dari 15.859 balita yang ada, pencapaiannya hanya 9.888 balita atau sekitar 62,3 persen dan Binjai dari 21.898 balita,
pencapaiannya hanya 10.319 balita atau sekitar 47,1 persen.

“Untuk pencapaian di 14 kabupaten/kota lainnya, sudah diatas 80 persen,” ungkap Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Agustama melalui Kepala Seksi Bimbingan dan Pengendalian Wabah dan Bencana, Suhadi, Rabu (31/8/2016) di ruang kerjanya.

Menurutnya, masih rendahnya hasil sweeping capaian imuniasi campak di tiga kota tersebut, diduga adanya masyarakat yang kurang mendukung crash program (program cepat) penganggulangan campak.

“Padahal tim dari Kemenkes, Dinkes Sumut dan dinkes kabupaten/kota sudah melakukan
penilaian di beberapa daerah seperti Binjai, Langkat dan Serdang Bedagai,” ujarnya kembali.

Begitupun, pihaknya meyakini hasil akhir capaian imunisasi campak ini bisa memenuhi target provinsi sekitar 95 persen. Tentunya, peran petugas kabupaten/kota diminta lebih aktif lagi. “Pelaksanaan sweeping dan pelaporan masih terus dilakukan sampai 10 September nanti. Jadi, kita optimis target ini bisa kita capai,” katanya.

Di sisi lain, mereka mengapresiasi beberapa kabupaten/kota yang capaiannya cukup tinggi seperti Nias 108 persen, Tapsel 102,1 persen, Nias Utara 101,4 persen, Madina 98,2 persen, Langkat 92,6 persen, Humbahas 99,3 persen, Nias Selatan 95,9 persen, Palas 95,3 persen, Nias Barat 97,2 persen, Paluta 91,9 persen dan Padang Sidempuan 99,5 persen.