MEDAN - Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sumut, Kombes Nur Fallah mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara terhadap pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep, Medan, Sumatera Utara (Sumut), bahwa bahan peledak yang diletuskan pelaku bukanlah bom, melainkan petasan.

"Diduga petasan itu tidak meledak. Hanya mengeluarkan api dan asap saja. Setelah itu, pelaku ngejar pastor ke mimbar,” kata Fallah kepada wartawan, Senin (29/8/2016).

Namun begitu, pihaknya masih menyelidiki keterkaitan antara pelaku dengan pelaku yang diduga merakit bom itu di Jalan Brigjend Katamso, Kelurahan Kampung Baru.

“Masih mempelajari motifnya apa. Memang ada kabel, kita masih mau melakukan penyelidikan dulu dan mungkin ke depan akan saya sampaikan lebih lanjut,” katanya.

Selain itu, Fallah juga mengatakan, niat pelaku bukan untuk melakukan aksi bom bunuh diri, tetapi ingin membunuh Pastur Albert Pandiangan dengan sebilah pisau.

“Namun yang kena hanya bagian tangan. Setelah itu, dikejar oleh umat dan setelah itu ditangkap lalu diamankan dan segera menghubungi pihak kepolisian,” kata Fallah.

Mengenai jumlah pelaku yang lebih dari satu orang, Fallah belum dapat memastikan hal tersebut.

Kata dia, sejauh ini masih seorang pelaku yang berhasil diamankan polisi. Soal ditemukannya simbol-simbol jaringan ISIS dari saku pelaku, Fallah pun belum dapat memastikan kalau pelaku berkaitan dengan ISIS.

“Sementara belum bisa kita menentukan sampai ke sana (soal ISIS). Pelaku masih dikembangkan oleh anggota polisi dan dibawa ke lokasi lain yang diduga tempat tinggal bersangkutan,” jelasnya.

Begitupun, Fallah enggan berspekulasi terkait adanya jaringan terorisme maupun lainnya. Fallah bilang, pihaknya fokus terhadap kasus percobaan pembunuhan.

“Sampai saat ini masih dikembangkan soal motif lainnya. Sampai saat ini kita belum bisa menyimpulkan. Pelaku masih bungkam. (Korban) hanya satu orang, pastor,” kata dia.

Sementara itu dari beberapa media sosial kini juga diramaikan dengan kejanggalan yang terjadi saat bom bunuh diri di medan terjadi. Dimana beredar foto kartu identitas KTP pelaku ternyata NIK nya tidak terdaftar.

Para netizen menduga, jika memang pelaku ini berniat menteror, bisa disimpulkan masih sangat amatir dengan membawa identitas. Namun tidak sedikit juga yang beranggapan ini merupakan akal-akalan pihak yang tak bertanggungjawab. Terlepas benar atau tidak, perbuatan teror tentunya sangat bertentangan dengan agama manapun termasuk melawan hukum negara. (***)