MEDAN - Terkait laporan dugaan penghinaan terhadap Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Petugas Penyidik Subdit II Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sumatera Utara (Sumut), saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait laporan tersebut, yang dilaporkan oleh Lamsiang Sitompul. Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, penyelidikan dilakukan atas laporan Nomor STTLP/1094/VII/2016/SPKT III tanggal (23/8/2016) lalu.  Hal ini dilakukan karena postingan di akun Facebook pelaku sudah dihapus.

"Penyidik Ditreskrimum Poldasu melakukan investigasi untuk mendapatkan jaringan pertemanan pelaku," kata Kombes Rina Sari Ginting, Kamis (25/08/2016).

Penyidik dari Subdit II Ditreskrimsus Polda Sumut saat ini telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus tersebut. Saat ditanya apakah identitas asli pelaku penghinaan yang menggunakan akun Nunik Wulandari II dan akun Andi Redani Putribangsa, Kabid Humas Polda Sumut tidak mengamini hal itu.

"Belum diketahui, karena bisa saja untuk membuat akun di media sosial menggunakan data palsu. Oleh karena itu, penyidik akan memulai dengan mengetahui jaringan pertemanan pelaku di media sosial‎," terang Rina.‎

Saat ini Subdit II Ditreskrimsus ‎Polda Sumut di tunjuk untuk menangani kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi saat mengenakan Tali-tali  pakaian adat Batak dalam acara Karanaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Balige, Kabupaten Tobasa, Minggu (21/8/2016) kemarin. Karena hal itu menjadi perbincangan dan pembahasan para netizen di media sosial.

Sementara, Tokoh masyarakat Batak, Monang Naipospos sempat berkomentar mengenai hal tersebut. Menurutnya topi itu memang aneh dan tidak sesuai dengan tradisi Batak, tetapi begitu pun dia memberikan pembelaan terhadap Presiden Jokowi.

"Pak Jokowi mana ada salah, mana tahu-tahu beliau itu. Tapi orang-orang Batak yang masih mencintai leluhurnya dan tradisinya itu yang ‎mengkritik. Pak Jokowi kan enggak tahu, beliau berpikir kalau orang Batak buat begitu ya itulah yang betul," jelas Monang Naipospos.