MEDAN - Sejak dipimpin Wali Kota Dzulmi Eldin dan Wakilnya Akhyar Nasution,  Kota Medan hingga kini belum banyak perubahan. Janji Wali Kota untuk menjadikan #MedanRumahKita hanya sebatas janji di atas kertas. Hal itu terbukti dari pantauan GoSumut, Rabu (24/8/2016). Dimana masih banyak papan reklame yang berada di 13 titik terlarang terpasang, serta masih banyaknya lampu rambu lalu lintas yang tidak diurus di beberapa persimpangan.

Selain itu, infrastruktur di Kota Medan masih belum ada perubahan. Seperti jalan, hampir 80 persen jalan rusak, namun belum ada penanganan. Kemudian orang nomor satu di Medan itu mash kurang melakukan blusukanlah ke kelurahan atau di kecamatan, supaya mengetahui permasalahn yang dialami masyarakat Medan.

Keresahan atas ketidakpedulian pemerintah Kota Medan ini mendapat respon dari beberapa warga yang menamakan diri #KomunitasPeduliMedan.

Salah seorang penggagasnya, Aluia Andri menyampaikan, perkembangan Kota Medan sangat ketinggalan dibandingkan dengan kota-kota lainnya, karena dipicu minimnya kreatifitas membenahi kota lewat hal-hal yang sifatnya kecil namun dapat memicu kecintaan warga terhadap kota ketiga terbesar di Indonesia ini.

"Kota Medan sampai hari ini belum memiliki landmark sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, padahal itu hanya hal kecil," katanya.

Kemudian landmark-landmark kota ataupun kabupaten biasanya digagas oleh pemerintah setempat. Namun, karena kompleksnya permasalahan Kota Medan membuat pemimpin lupa untuk memperhatikan hal-hal kecil tapi berdampak besar.

Sama halnya dengan Komunitas Taman Kota yang selalu menyerukan agar Pemko memperhatikan taman-taman kota sebagai bagian dari paru-paru kota untuk tetap dipertahankan dan taman yang sudah diubah agar dikembalikan ke habitat awalnya.

"Kita sampai hari ini masih tetap komitmen untuk menyelamatkan taman Lapangan Merdeka agar dikembalikan ke fungsi awalnya," kata salah seorang penggagasnya Miduk Hutabarat.

Berbeda dengan pendapat warga masyarakat yang masih mengharapkan adanya perubahan dalam pelayanan kantor-kantor pemerintahan.

"Kalau mengurus surat-surat di dinas atau kelurahan di Kota Medan pasti sangat lambat dan lama. Harusnya, permasalahan ini harus segera dicarikan solusinya," kata Gustina warga Tanjung Selamat Medan.

Selain itu, jalan-jalan yang ada di kota Medan banyak yang rusak dan berlubang. Sehingga saat hujan turun, dapat dipastikan akan menjadi kubangan air.

"KTP kami masih warga Kota Medan pak Wali. Turunlah ke masyarakat. Jangan hanya menghadiri acara seremoni saja. Masih banyak warga Medan yang menagih janji #MedanRumahKita. Jangan hanya janji, tapi paling tidak ada pembuktian dari pemerintah," pungkasnya.