KUPANG - Praktik perdagangan anak di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah seperti layaknya jual beli di pasar. Anak diperjualbelikan mulai harga Rp4,5 juta hingga Rp27,5 juta per orang. Malah ada 20 anak dihargai satu mobil Daihatsu Xenia.

"Anak-anak ini dijual seperti sapi di pasar, tergantung perusahaan yang membutuhkan. Jika ada tawaran lebih mahal, mereka (pelaku perdagangan orang) akan menjualnya ke situ. Pelaku mencari untung yang sebesar-besarnya," kata Kapolda NTT Brigjen Eustaceus Widyo Sunaryo, Rabu (24/08/2016) di Kupang.

Dia memaparkan agen perdagangan manusia yang menukar anak dengan mobil itu berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Anak-anak yang direkrut calo dari berbagai desa itu ialah perempuan yang rata-rata berusia 15 tahun - 16 tahun. Saat ini, mobil dan barang bukti lain telah disita.

Pada kesempatan itu, Polda NTT juga memperlihatkan 13 pelaku perdagangan manusia yang ditangkap di Kupang pada 7 - 15 Juli. Mereka bekerja sama dengan petugas keamanan Bandara El Tari berinisial YLR, 38. YLR berperan memberangkatkan para calon TKI dengan menggunakan angkutan udara.

Menurut Sunaryo, YLR bekerja untuk PT CSA di Medan, Sumatra Utara, dan juga bertindak sebagai agen. Selama beroperasi, ia sudah menjual 941 anak NTT dan meraup keuntungan Rp1,6 miliar. Saat ini, polisi terus mengembangkan penyelidikan untuk menangkap pelaku lainnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Ni'am Sholeh menyatakan kasus di NTT itu banyak dilatarbelakangi ketidakmampuan keluarga memenuhi hak anak, seperti pendidikan dan penghidupan yang layak.

Asrorun berpendapat untuk memutus mata rantai penjualan anak, dibutuhkan partisipasi semua pihak, terutama peran pemerintah untuk memberikan fasilitas pendidikan dan kesempatan kerja layak.

Secara terpisah, Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Wahyu Hartomo mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak NTT dengan membekalkan keterampilan kepada mereka.(***)