MEDAN - Seorang pengamat  sekaligus akademisi politik, Shohibul Anshor  memprediksi hasil Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Sunatera Utara 2016 yang digelar di Santika Dyandra Convention Hall, Medan, tetap dipengaruhi oleh sisa-sisa konflik ARB-Agung Laksono. "Musda ini selain tetap masih akan dipengaruhi oleh sisa-sisa konflik dua kubu (ARB-Agung), tentu akan menitik-beratkan jaminan terpeliharanya format partisipasi Golkar dalam pemerintahan (yang baru dideklarasikan) sebagai tolok-ukur utama. Juga arah dan langkah-langkah controversial yang relative mengancam popularitasnya seperti merapat ke Ahok," katanya saat dihubungi GoSumut, Senin (22/8/2016).

Lebih lanjut, ia juga memprediksi jika Musda tersebut berpotensi menghasilkan keputusan yang mengarah pada agenda pragmatis politik daerah.

"Kemudian, pertimbangan potensi (kapasitas dan kapabilitas) dalam memimpinkan perjalanan Golkar di daerah, ke depan, dengan agenda pragmatis terdekat menurut penjadwalan event politik, yakni Pilkada serentak dan pemilu 2019, pasti dipentingkan," jelasnya.

Shohibul juga menilai bahwa Setya Novanto akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengawasi hasil keputusan Musda sesuai dengan agenda dan janji politik yang telah dimilikinya.

"Setya Novanto sudah menjanjikan dukungan terhadap Jokowi untuk pilpres 2019. Juga kemenangan sebesar 60 % pertarungan pilkada se-Indonesia. Dibalik itu semua tersirat ancamannya bagi semua partai, termasuk Jokowi sebagai orang yang didukung untuk pencapresan 2019, dan terlebih partai peroleh mayoritas suara 2014 (PDIP) dan berambisi menahan laju Gerindra yang menguat," tandasnya.