MEDAN - Ribuan masyarakat dari sembilan lingkungan Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-71 di Lapangan Tembak Jalan Teratai Kelirahan. Peringatan tersebut sekaligus mengenang tragedi bentrokan masyarakat dengan TNI AU yang terjadi di Jalan Adi Sucipto. Bertindak sebagai inspektur upacara, Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo, Pahala Napitupulu mengatakan, seharusnya tragedi bentrokan tersebut tidak terjadi.

"Seharusnya, tragedi ini tidak harus terjadi jika kedua pihak saling menghormati karena kasus lahan Sari Rejo masih dalam proses," kata Pahala, seraya mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan tanpa ada alasan yang tepat.

Lebih lanjut dia mengatakan, masalah lahan Sari Rejo sedang dalam pembahasan di DPR RI. Sehingga masyarakat diminta untuk bersabar menunggu hasilnya. "Mari kita tunjukan etikad baik di mata hukum, karena kita adalah orang-orang yang taat hukum,"akhir pidatonya.

Selain itu Pahala Napitupulu juga mengajak masyarakat Kelurahan Sari Rejo untuk memaafkan tindakan oknum TNI AU yang melakukan penganiayaan terhadap masyarakat. Tapi, dia juga mengingatkan kepada oknum TNI AU bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, maka hukum yang akan berbicara.

Dalam upacara tersebut hadir juga anggota DPR RI seperti Diah Pitaloka, Astria Dahlan dan Ahmad Areza Patria.

Sementara Astria Dahlan mengakui jika pihaknya akan memanggil semua pihak yang ada kaitannya dengan masalah lahan Sari Rejo untuk duduk bersama mencari solusi bukan permasalahan yang terjadi baru-baru ini. Namun pihaknya terlebih dahulu memanggil pihak BPN terkait surat sertifikat yang dikeluarkannya atas nama kepemilikannya TNI AU padahal masalah lahan Sari Rejo dalam pembahasan.

"Kita akan usut dan meminta pertanggung jawaban dari BPN atas sertifikat yang dikeluarkannya itu," kata Astria Dahlan.

Lebih jauh dikatakannya, dalam masalah ini pihaknya akan terus berjuang sehingga hak-hak masyarakat atas lahan yang sudah puluhan tahun didiaminya menjadi haknya. "Kita datang ke Sari Rejo dengan satu tujuan yalni memperjuangkan nasib rakyat. Dan untuk masalah ini kita tidak main-main," tegasnya.

Dia juga mengingatkan kepada aparat TNI yang terlibat dalam kerusuhan kemarin, untuk tidak menganggarkan kekuatan. Sebab, sikap itu sangat tidak terpuji dan mencoreng lembaga kesatuannya.

"Jangan sekali-kali menganggarkan kekuatan terhadap rakyat, karena semua itu tidak ada artinya. Kalau mau tahu kekuatan sebenarnya adalah di tangan rakyat jadi semua itu tidak perlu dikeluarkan," ungkapnya.

Sedangkan petinggi TNI diminta untuk mencopot komandan AU karena dinilai telah gagal melindungi rakyat. "Copot saja kalau sudah gagal," ujarnya.
Hadir pada peringatan HUT RI tersebut para aktivis, LSM dan serikat buruh.